SMA Muhammadiyah Ponorogo Konsisten Kembangkan Reyog Santri

 SMA Muhammadiyah Ponorogo Konsisten Kembangkan Reyog Santri

Seni Reyog Ponorogo merupakan pertunjukan teater tradisional yang memiliki nilai kearifan local yang terkandung di dalamnya. Seni warisan leluhur ini menjadi salah satu denyut nadi bagi masyarakat Ponorogo karena mampu mengerakan berbagai sector seperti Pariwisata, Ekonomi, dan Pendidikan. Dalam bidang Pendidikan Pemerintah Kabupaten Ponorogo membuat kebijakan ekstrakulikuler wajib yang diselenggarakan di Sekolah-sekolah sebagai upaya pelestarian seni topeng terbesar di dunia ini.

Salah satu sekolah yang memiliki seni Reyog Ponorogo adalah SMA Muhammadiyah Ponorogo, SMA yang terletak di Jalan Batoro Katong ini memiliki Paguyuban Reyog Sekolah yang bernama Taruna Surya, sebagaimana makna nama tersebut memiliki arti Taruna artinya Siswa dan Surya adalah Matahari. Perpaduan nama tersebut memiliki arti harapan bahwa para siswa memiliki tugas laksana matahari yang menyinari bumi, memberikan pencerahan seperti halnya gerakan Muhammadiyah.

Menurut Sugeng Riadi mengatakan bahwa Group Taruna Surya Berdiri pada tangga 23 Desember 2009. “Visi dari paguyuban Reyog Taruna Surya ini sebagai media Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar ke dalam segala Bidang” Lebih Lanjut Sugeng mengatakan keberadaan Paguyuban Reyog sekolah ini berusaha untuk menyampaikan sebuah tontonan yang menjadi tuntunan. Salah satu contoh dalam tembang pertunjukan ia mengunakan tembang yang diambil dari Al Qur’an maupun As Sunnah. “Puisi yang terbagus sedunia itu adalah Al Qur’an” Ujar Waka Kesiswaan ini.

Selain itu, salah satu contoh adalah ketika Festival Nasional Reyog Ponorogo tahun 2019 ini menggunakan mahfudot menjadi salah satu pesan yang disampaikan: “Jarib walahid takun arifan”. Artinya cobalah dan perhatikanlah maka kamu akan mengerti. Nilai-Nilai tersebut diajarkan dalam pembelajaran seni Reyog sebagai upaya menanamkan religiusitas kepada siswa-siswanya, artinya sudah lebih dari 10 tahun SMA Muhammadiyah Konsisten dengan dakwah kultural melalui Reyog Santri.

Pada awalnya konsep Reyog santri ini dimulai dari semua pakaian personil Reyog dengan menutup Aurat, yang saat itu belum umum di Masyarakat apalagi dalam pertunjukan Festival Reyog Nasional, perlahan namun pasti akhirnya mendapat kepercayaan dengan meraih banyak prestasi seperti Penyaji Unggulan Terbaik 2 tahun 2017, Terbaik ke 2019 dan penyaji terbaik 4 tahun 2022 dan lain sebagainya.

Alip Sugianto dan Tim Peneliti RisetMu saat melakukan kunjungan di SMA Muhammadiyah Ponorogo, (1-3-2023) menemukan fakta menarik bahwa Siswa-siswi SMA Muhammadiyah Ponorogo berusaha untuk menerapkan living Qur’an, seperti ketika mengawali latihan berdoa terlebih dahulu “Rodhitu billahi rabba, wa bil-islami dina, wa bi Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallama nabiyyan wa rasula. Robbi zidnii ilmaa warzugnii fahmaa”

Ativitas penanaman nilai-nilai tersebut bagian dari upaya memeperkuat spiritualisme siswa-siswi yang dapat berdapak perilaku yang baik. Reyog santri SMA Muhammadiyah Ponorogo ini perlu terus dikembangkan dengan inovasi dan kreasi sehingga melahirkan karya yang memesona. Maka, dibangun dari jiwa dan raga. Jiwa melalui “isi” spiritualisme raga melalui latihan rutin, karena di dalam seni Reyog Ponorogo ini tidak hanya unsur seni budaya tetapi juga ada unsur olahraga seperti pencak silat, senam dan pernafasan.

Sementara itu pembina Reyog Taruna Surya, Gayuh ES, M.Pd berharap Paguyuban ini terus membawa kebaikan bagi semua pihak. “Kita mengawal terus agar Paguyuban Taruno Surya, menjadi paguyuban yang bisa memberi kontribusi terbaik bagi siapapun” Ujarnya saat mendampingi siswa siswi latihan .(AS)

Related post