
Sekolah Muhammadiyah: Aman Gurunya, Nyaman Belajarnya
Liputan Ismini, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Ponorogo sukses menggelar Gebyar Fortasi (Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa) yang diikuti ribuan siswa baru dari SMP, SMA, dan SMK Muhammadiyah se-Kabupaten Ponorogo, Sabtu (26/7/25)
Kegiatan tersebut juga menghadirkan berbagai penampilan seni serta materi inspiratif yang memperkuat nilai-nilai pendidikan berkemajuan.
Dr Bambang Wahrudin MPd, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo didapuk menjadi narasumber dalam sesi stadium general Gebyar Fortasi untuk menyampaikan materi bertema “Pendidikan Inklusif. Dalam paparannya, Bambang menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang tidak hanya aman bagi guru, tetapi juga nyaman bagi seluruh peserta didik.
“Data menunjukkan bahwa angka kekerasan terhadap anak, terutama kekerasan seksual yang dilakukan oleh teman sebaya, terus meningkat dari tahun 2020 hingga 2024. Ini adalah alarm bahwa sistem pendidikan kita tidak sedang baik-baik saja,” ungkapnya di hadapan peserta yang memadati area kegiatan.
Dia menegaskan bahwa lembaga pendidikan Muhammadiyah harus menjadi pelopor dalam membangun sekolah inklusif, ramah anak, dan berkeadilan. Setidaknya, ada lima poin penting yang harus diterapkan oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah, yakni:
1. Fasilitas Sekolah Inklusi
Sekolah Muhammadiyah harus menjadi tempat yang ramah bagi semua pelajar, tidak hanya mereka yang berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif berarti membuka ruang bagi semua, tanpa diskriminasi.
2. Pendidikan Berdiferensiasi
Guru harus mampu mengenali dan mengembangkan keunikan serta keistimewaan setiap peserta didik.
3. Layanan Sekolah Inklusif
Sekolah wajib menyediakan layanan yang benar-benar dibutuhkan oleh siswa, termasuk dukungan psikososial.
4. Fokus pada Potensi, Bakat, dan Minat Anak
Pendidikan tidak boleh terpaku hanya pada nilai akademik, tetapi juga harus mengasah potensi individual peserta didik.
5. Sekolah Aman dan Nyaman
“Sekolah Muhammadiyah harus aman gurunya, nyaman belajarnya. Ini bukan sekadar slogan, tetapi komitmen nyata kita semua,” tandasnya, disambut seruan peserta yang mengulang yel-yel tersebut bersama-sama.

Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua PDM Ponorogo Drs Muh Syafrudin MA, perwakilan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), Ketua Pimpinan Wilayah IPM Jawa Timur R Mubarok Daha, Ketua PD IPM Ponorogo Hilma Rofi M serta jajaran tokoh Muhammadiyah lainnya.
Selain sesi materi, acara ini juga dimeriahkan oleh berbagai penampilan seni dan kreativitas siswa, seperti Hadrah dari LKSA Nurul Syamsi, Tari Dugderan dari SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo, pertunjukan Reog dari LKSA Tunanetra, Tari Antrahing Jama dari SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo, serta drama inspiratif dari PKMTM 2.
Melalui kegiatan ini, IPM Ponorogo berharap semangat inklusivitas dan kepedulian terhadap masa depan pendidikan terus menyala di lingkungan sekolah Muhammadiyah.



