Artikel

Pola Kerjasama Orang Tua dan Guru untuk Meningkatkan Nilai Agama dan Budi Pekerti Anak Usia Dini

Penulis: Siti Maisaroh ||  Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Ponorogo

 

Kerjasama yang efektif antara orangtua dan guru di sebuah Roudhatul Athfal Ponorogo, terbukti menjadi faktor penentu dalam peningkatan nilai agama dan budi pekerti siswa. Keberhasilan kerjasama ini berawal dari perencanaan yang matang dan terstruktur. Dalam merencanakan pola kerjasama, pihak sekolah mengedepankan komunikasi terbuka, mendorong partisipasi aktif dari semua pihak, memastikan dukungan penuh orangtua terhadap kebijakan sekolah, dan secara langsung melibatkan orangtua dalam proses pendidikan. Perencanaan yang inklusif ini terwujud dalam pertemuan wali murid di mana berbagai gagasan dari seluruh warga sekolah dipertimbangkan.

Pelaksanaan kerjasama yang sinergis antara guru dan ornag tua memberikan dampak positif langsung pada proses pembelajaran. Faktor pendukung utamanya adalah kesediaan orangtua dan guru untuk saling bekerjasama dalam mensinergikan pembiasaan budi pekerti. Hal ini dilakukan dengan terus menjalin komunikasi yang baik antara rumah dan sekolah. Keterlibatan aktif ini memastikan bahwa pembiasaan positif yang diajarkan di sekolah juga didukung dan diterapkan di rumah, sehingga perkembangan dan pembiasaan nilai-nilai anak dapat dioptimalkan secara berkelanjutan.

Meskipun menunjukkan antusiasme dan partisipasi yang tinggi dari pihak-pihak yang terlibat, pelaksanaan kerjasama ini tidak luput dari kendala. Tantangan yang ditemui antara lain adalah adanya miskonsepsi dari sebagian orangtua terhadap program yang dilaksanakan sekolah. Selain itu, latar belakang orangtua yang beragam serta durasi komunikasi yang terbatas antara guru dan orangtua juga kerap menjadi penghalang dalam mencapai pemahaman yang seragam.

Oleh karena adanya kendala tersebut, perlu di tekankan pentingnya koordinasi, kolaborasi, dan komunikasi yang intens antara guru dan orangtua. Komunikasi ini perlu dilakukan secara fleksibel, baik secara langsung maupun tidak langsung. Intensitas komunikasi yang baik memungkinkan setiap permasalahan yang timbul, seperti miskonsepsi atau perbedaan pemahaman, dapat segera diatasi dan dicarikan solusi yang tepat waktu, mencegah dampak negatif yang lebih luas pada perkembangan anak.

Sebagai langkah akhir, evaluasi pola kerjasama dilakukan secara berkala melalui berbagai platform. Metode evaluasi yang dapat diterapkan adalah: pertemuan wali murid, kegiatan parenting, dan komunikasi aktif melalui grup WhatsApp. Dalam proses evaluasi, pihak sekolah penting memastikan untuk selalu memperhatikan sudut pandang orang lain seperti wali mudid untuk mengambil kebijakan yang bijaksana. Hal ini bertujuan agar semua pihak dapat menerima kesepakatan bersama dengan lapang dada, menjamin keberlanjutan dan perbaikan pola kerjasama di masa mendatang orang tua dengan pihak sekolah yang dapat mendorong kemajuan lembaga pendidikan.

Related Articles

Back to top button