PENJAGA IDEOLOGI ITU TELAH PERGI (Catatan tentang Pak Aries)
Selasa, 12 Oktober 2021. Sekitar pukul 10.00 di Lapangan Taap Sumoroto, PS HW Ponorogo sedang kedatangan tamu Bajul Ijo dari Mojokerto. Peluit kick off baru saja ditiup wasit sebagai pertanda pertandingan uji coba menyongsong Liga 3 PSSI Jawa Timur dimulai. Bola dikuasai PS HW Ponorogo yang berinisiatif menyerang. Selang 3 – 5 menit kemudian Handphone saya berdering dari salah seorang official PS HW sekaligus staf PDM Ponorogo dan setelah saya angkat, dia mengabarkan bahwa “Pak Aries” telah meninggal dunia. Seketika, saya tidak tahu harus melakukan apa. Pertandingan baru saja dimulai, pandangan saya mengikuti arah bola tetapi pikiran dan hati saya rasanya pengin nagis saat itu juga. Pelan-pelan air mata ini tidak terbendung, mengalir tipis di pinggir kelopak mata, segera saya hapus dan seolah seperti kena debu-debu lapangan yang memang tidak berumput itu. “Ya Allah Pak Aries, semoga husnul khotimah bapak…” gumam saya.
Sosoknya energik, selalu tersenyum bila “ngendikan” meski tidak membahas hal-hal lucu. Begitulah sekilas secara fisik yang terlihat dari ayahanda Drs. H. Aries Sudarly Yusuf, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo (periode 2000 – 2010 dan perpanjangan masa jabatan 2015 – 2020). Sebagai kader persyarikatan, rasanya baru saja kami kehilangan sosok ketua PDM Ponorogo, Pak Maftuh. Rasanya, hari-hari terahir ini kami mulai dekat dan akrab dengan Pak Aries. Beliau sering berkontak melalui telephon maupun Whatsapp (WA) dengan saya. Banyak hal yang dibicarakan, ya Persyarikatan, ya urusan Kader, ya urusan Politik, sampai urusan seleksi Pejabat Pemkab dan lain-lain. Meskipun kadang-kadang saya “tidak nutut”, “gak nyambung” saking “mendonya” saya membaca setiap permasalahan yang ada. Disitulah Pak Aries selalu sabar menjelaskan kepada kami.
Pada saat ayah saya meninggal dunia pada bulan Juli 2021, Pak Aries juga bertakjiyah ke rumah bersama Sekretaris PDM, Pak Idris dan karyawan lainnya. Bertakjiyahpun beliau masih menyempatkan kondisi saya dan keluarga, tentang aktifitas pekerjaan dan seterusnya. Sebelum pamit, beliau mendo’akan almarhum bapak saya, kemudian beliau juga minta dido’akan agar usianya bisa sampai menemui Muktamar Muhammadiyah, yaitu forum musyawarah tertinggi di Persyarikatan, yang karena adanya pandemi Covid-19 harusnya dilaksanakan tahun 2020, setelah dilaksanakan Tanwir maka akan dilaksanakan pada Nopember 2022 tahun depan. Syukur nek iso tekan Musyda. Sayapun kemudian menjawab semoga Pak Aries sehat selalu dan terus membimbing kami.
Saya mengenal Pak Aries adalah sosok yang sangat perhatian terhadap kondisi kader. Meskipun beliau sering menyebut dirinya sebagai kader “Blandangan” karena Baground beliau yang menjadi Muhammadiyah tidak dihasilkan dari proses pengkaderan formal. Tetapi, beliau sangat care, peduli dan menjadi pengayom kader. Satu hal yang sangat menjadi keresahan beliau adalah ketika ada kader yang sudah waktunya menikah dan masih sendiri, beliau akan selalu berusaha mencarikan dan menawarkan siapa yang siap.
Dibawah kepemimpinan beliau, Muhammadiyah mampu melewati gejolak politik yang terjadi. Beliau sangat memahami kondisi politik Nasional maupun Daerah. Beliau seperti menemukan energi ketika membahas masalah politik. Bahkan beliau memimpin langsung pemenangan DPD RI untuk Kabupaten Ponorogo melalui JIPOLMU karena amanah dari PWM Jawa Timur. Berpolitikpun, beliau selalu mengedepankan prinsip dasar Muhammadiyah, yaitu Muhammadiyah itu bisa mewarnai Politik meski tidak masuk dalam partai politik.
Dalam hal persoalan kehidupan Muhammadiyah di tengah masyarakat, beliau sangat toleran dan insightfull. Wawasan Pak Aries itu sangat luas dan kuat, meski dalam meyampaikan dengan intonasi dan suara lirih. Namun sebenarnya isinya padat dan selalu ada kutipan dalil kuat dari Al Qur’an maupun Hadits dalam setiap pembicaraan beliau. Bagi orang lain, mungkin cara penyampaian beliau membosankan. Tetapi saya selalu berusaha mencerna setiap yang disampaikan dalam forum pengajian, khutbah maupun sambutan musyawarah beliau memiliki ingatan dalil yang sangat kuat sebagai dasar memberikan arahan. Hal ini menandakan bahwa beliau memiliki hafalan dan ingatan kuat dari ayat Al Qur’an dan Hadits yang dijadikan rujukan. Tema-tema kepemimpinan, politik dan muhasabah adalah tema favorit beliau disamping tema yang lainnya juga.
Sebagai guru kemuhammadiyahan dan anggota BPH Unmuh sekaligus ketua PDM, tentu beliau sangat khatam isi luar dalam muhammadiyah. Beliau adalah Sang Ideolog Muhammadiyah di Ponorogo. Perjalanan beliau dalam berorganisasi Muhammadiyah sangat panjang. Dimulai dari majelis, sekretaris PDM hingga sebagai Ketua PDM Ponorogo. Hampir seluruh hidup beliau adalah di Persyarikatan Muhammadiyah. Sehingga jalan hidup Pak Aries adalah jalan dakwah Persyarikatan.
Kini, Pak Aries telah berpulang menghadap Allah SWT dalam kondisi sebagai ketua PDM Ponorogo. Mudah-mudahan beliau husnul khotimah, diampuni dosa-dosanya dan diterima amal baiknya dan termasuk orang yang menghuni Syurga Allah. Mudah-mudahan keaktifan beliau dalam berMuhammadiyah dapat tercapai sebagaimana yang tertuang Mukadimah AD/ART Muhammadiyah : “Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Syurga “Jannatun Na’im” dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan Rahim. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin. Sugeng tindak Pak Aries..
Ditulis : Agus Susanto | Ketua PS Hizbul Wathan Ponorogo