
Pengajian Ahad Pagi IKPA Ponorogo: Gali Keberkahan Dzulhijah Lewat Qurban dan Haji
Liputan Katiyah, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Suasana Ahad pagi (25/5/25) di Pondok Modern Arrisalah tampak lebih semarak dari biasanya. Aula Duta Indonesia dipenuhi jamaah yang antusias menghadiri pengajian rutin yang digelar Ikatan Keluarga Pondok Arrisalah (IKPA) Cabang Ponorogo. Kali ini, tema yang diangkat sangat relevan dengan datangnya bulan Dzulhijah, yakni “Meraih Keberkahan Lewat Ibadah Qurban dan Haji.”
Hadir sebagai narasumber, Ketua MUI Kabupaten Ponorogo, Prof Dr KH Luthfi Hadi Aminuddin MAg. Dia menyampaikan tausiyah yang menekankan pentingnya memahami nilai spiritual di balik dua ibadah besar tersebut.
“Kajian ilmu adalah tabungan akhirat. Dengan ilmu, hidup kita dan anak cucu kita akan terarah menuju keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah,” tuturnya.
Mengulas dua syariat yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim AS—ibadah qurban dan ibadah haji—dia menekankan bahwa qurban bukan sekadar ritual penyembelihan, melainkan bentuk ketundukan kepada Allah SWT. Ditekankan pula bahwa ibadah qurban hukumnya sunnah muakkad bagi yang mampu, dengan mengutip sabda Nabi SAW:
“Barang siapa yang memiliki kelapangan rezeki tetapi tidak berqurban, maka janganlah mendekat ke tempat shalat kami.”
KH Luthfi juga mengajak para jamaah untuk meluruskan niat dalam setiap amal ibadah.
“Niat adalah doa, dan Allah memiliki seribu cara untuk mewujudkan keinginan hamba-Nya,” ujarnya.
Dalam tausiyahnya, KH Luthfi turut membahas aspek fiqih seputar qurban, termasuk pentingnya panitia memahami perbedaan antara qurban nadzar dan qurban sunnah. Ia juga menegaskan bahwa daging dari qurban nadzar tidak boleh dibagikan kepada orang yang bernadzar.
Mengenai qurban atas nama orang yang telah wafat, ia menyampaikan jika almarhum tidak mewasiatkan, maka tidak ada kewajiban qurban atas namanya. Namun, keluarga yang masih hidup bisa tetap berqurban dan menghadiahkan pahalanya kepada yang telah tiada.
“Yang sampai kepada Allah bukanlah daging qurban, melainkan ketakwaannya,” tegasnya.

Tak hanya membahas qurban, KH Luthfi juga mengingatkan pentingnya ibadah haji sebagai rukun Islam kelima. Ia mengajak umat Islam untuk merenungkan makna sejati ibadah sebagai upaya menyembelih sifat-sifat buruk dalam diri, serta menjadikan Allah sebagai pusat dalam setiap aktivitas kehidupan.
Pengajian yang berlangsung dari pukul 07.00 hingga 08.00 WIB ini diikuti dengan khidmat oleh jamaah yang datang dari berbagai kalangan. Semangat dan antusiasme mereka menjadi bukti bahwa semangat menimba ilmu dan memperdalam keimanan terus tumbuh di tengah masyarakat.



