Liputan Miftahul Rahman, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo menggelar Pelatihan Instruktur Outbound selama dua hari, Jumat–Sabtu (25–26/7/25) di kawasan wisata Bendungan Bendo, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.
Kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari tokoh muda, pendidik, aktivis, hingga kader Muhammadiyah lintas generasi. Pelatihan ini menghadirkan dua instruktur profesional dari Kota Malang yang telah berpengalaman dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendekatan aktivitas luar ruang. Para peserta mendapatkan bekal teori, diskusi interaktif, serta praktik langsung melalui berbagai tantangan dan permainan kolaboratif yang dirancang untuk mengasah kepemimpinan, komunikasi efektif, dan kerja tim.
Ketua MPKSDI PDM Ponorogo, Dr Mulyani MHum dalam sambutannya menekankan pentingnya kesempatan ini sebagai ajang pengembangan diri.
“Ini adalah momen strategis untuk membekali diri menjadi instruktur yang andal dan siap mendampingi proses kaderisasi Muhammadiyah ke depan. Ikuti dengan penuh semangat dan keseriusan,” pesannya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua PDM Ponorogo, Imam Mujahid MA. Dalam arahannya, dia menyebut bahwa pelatihan ini bukan sekadar agenda pelengkap, tetapi bagian dari investasi jangka panjang dalam membentuk tim pelatih internal yang kompeten.
“Kami berharap kegiatan ini melahirkan kader-kader pelatih yang siap diterjunkan dalam berbagai forum pengkaderan Muhammadiyah, baik di tingkat sekolah, kampus, maupun organisasi otonom,” ungkapnya.
Selama dua hari pelaksanaan, atmosfer pelatihan berlangsung hidup dan dinamis. Para peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi, mulai dari ice breaking, pemaparan materi pelatihan, team building, hingga simulasi menjadi fasilitator lapangan. Kegiatan berlangsung dalam suasana yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik dan membangun karakter.
Melalui pelatihan ini, MPKSDI berharap tercipta instruktur-instruktur yang tidak hanya unggul secara intelektual dan teknis, tetapi juga memiliki ketangguhan dalam memimpin, mengelola tim, serta menanamkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan dalam setiap aktivitas pelatihan dan kaderisasi.
