Berita

Muhipo Dalami Standar Produksi Berita Muhammadiyah Ponorogo

Liputan Silfi Natasya, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo

Program pengembangan kompetensi jurnalistik SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo (Muhipo) memasuki fase yang lebih teknis melalui sesi knowledge sharing eksklusif bersama Tim Muhammadiyah Center (TMC) Muhammadiyah Ponorogo.

Kunjungan edukasi ini secara khusus membedah standar profesional yang digunakan dalam produksi berita di lingkungan persyarikatan.

Rombongan jurnalistik SMA Muhipo, bersama pembina dan pelatihnya, disambut oleh Ketua TMC, Hilal Chamdi, sebelum masuk pada sesi inti yang dipandu Koordinator Tim Berita, Avita Diah Ayu Atalia.

Koordinator Berita TMC Muhammadiyah Ponorogo, Avita Diah Ayu Atalia Saat Menyampaikan Mekanisme Pemberitaan di Website Muhammadiyah Ponorogo.

Fokus pada Standar Mutu, Bukan Sekadar Alur Kerja

Dalam paparannya, Avita menekankan bahwa kualitas sebuah berita tidak hanya ditentukan oleh kelengkapan data, tetapi juga konsistensi pada gaya selingkung dan disiplin alur kerja. Dia memaparkan bagaimana TMC menjaga ketepatan informasi melalui sistem verifikasi berlapis, mulai dari pewarta, editor, hingga publikasi.

“Di website Muhammadiyah Ponorogo, setiap berita harus memiliki kebermanfaatan, kejelasan sumber, dan kesesuaian dengan nilai persyarikatan,” terangnya.

Menurut Avita, hal itulah yang membuat alur kerja TMC berbeda.

Pemaparan ini memberikan sudut pandang baru bagi para siswa, karena sebelumnya mereka lebih sering mempelajari kerangka penulisan berita daripada standar mutu konten.

Sesi Analisis Konten dan Studi Kasus

Di sesi ini, Para peserta diajak meninjau beberapa contoh berita yang telah tayang di kanal resmi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo untuk mempelajari yakni tentang bagaimana TMC memilih angle, bagaimana meminimalkan bias penulisan, bagaimana editor menyelaraskan gaya tulisan antar pewarta, serta bagaimana foto dipilih berdasarkan nilai informasi, bukan hanya estetika.

Sesi ini membuat peserta memahami bahwa produksi berita bukan sekadar menulis, tetapi proses penilaian yang mempertimbangkan relevansi, nilai berita, dan kredibilitas sumber.

Sebagai bentuk penghargaan atas sesi berbagi pengetahuan, Ekstrakurikuler Jurnalistik Muhipo menyerahkan vandel kepada Hilal Chamdi. Penyerahan dilakukan oleh Silvia Noer Febrianti.

Kegiatan ditutup dengan harapan agar siswa tidak hanya mampu menulis berita, tetapi juga memahami bagaimana sebuah media bekerja secara profesional, sebuah bekal penting untuk memperkuat budaya literasi dan dokumentasi di lingkungan sekolah.

Related Articles

Back to top button