Muhammadiyah Harus Memikirkan Dakwah Ekonomi

 Muhammadiyah Harus Memikirkan Dakwah Ekonomi

Salah satu rangkaian acara pra Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-16 Muhammadiyah Jatim ialah Seminar Ekonomi bertema Pengembangan Ekonomi dan Bisnis Muhammadiyah.

Seminar yang digelar di Gedung Rektorat Lantai 4, Sabtu (3/12/22) tersebut, dihadiri oleh 78 peserta dari Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan MEK Pimpinan Daerah Muhamadiyah (PDM) se-Jawa Timur.

Hadir pula MEK Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Ponorogo, pimpinan amal usaha Muhammadiyah (AUM), serta Pimpinan Daerah Aisyiah (PDA) dan Pimpinan Cabang Aisyiah (PCA) se-Ponorogo.

Ketua PDM Ponorogo Drs H Muh Syafrudin MA, dalam sambutannya menyampaikan, seringnya kita membicarakan pendidikan dan kesehatan sehingga terkadang melupakan bahwa ekonomi merupakan sektor yang tak kalah penting.

“Pendidikan dan kesehatan itu tidak bisa bergerak tanpa ekonomi. Ilmu kewirausahaan itu perlu ditanamkan sejak masa kanak-kanak,” katanya.

Menurutnya, hal itu bukan tanpa alasan. Ekonomi yang kuat akan menambah kepercayaan diri dari Muhammadiyah itu sendiri. Lebih lanjut, ia mengajak para kader Muhammadiyah untuk menciptakan modal.

Selaras dengan pernyataan Syafrudin, Ketua MEK PWM Jawa Timur, Indra Nur Fauzi MSi mengatakan, kita perlu menciptakan modal dengan cara mengembangkan AUM.

“Jangan hanya melihat yang ada saja sekolah dan rumah sakit. Kita harus melihat jauh ke depan. Jangan hanya sekolah dan masjid saja yang terus dibuat, lalu minta sumbangan, tapi merambah ke bidang lain,” ungkapnya.

Kristalisasi Muhammadiyah

Setelah pembukaan, acara dilanjut dengan sesi keynote speaker oleh Ketua PDM Kabupaten Blitar Hidayatur Rahman SE MM. Dia membahas tentang ekonomi global 2023. Hidayatur Rahman membuka pemaparannya dengan mengajak peserta berintrospeksi. Menurutnya, dalam satu periode kepemimpinan MEK PWM Jatim ini masih perlu memperbaiki struktur kepengurusan dan mindset di Muhammadiyah.

Ia menambahkan dalam tubuh Muhammadiyah saat ini mengalami kristalisasi atau pengerutan. Hanya berkutat pada guru dan dosen. Inilah yang menurutnya harus diperbaiki. Sebab, masih banyak perjuangan di Muhammadiyah terkait jihad ekonomi. Muhammadiyah harus mulai memikirkan dakwah ekonomi.

Terlebih, Hidayatur mengungkapkan prediksi Indonesia akan mengalami resesi ekonomi di tahun 2023 yang ditengarai dampak perang Rusia dan Ukranina. Dia mengatakan, perang yang belum juga usai itu menganggu rantai pasok global sehingga menimbulkan krisis di sejumlah sektor. Untuk itu seminar ini mengajak seluruh PDM dan AUM untuk saling bersinergi membangun dan menguatkan ekonomi di Muhammadiyah.

“PDM harus mulai melihat potensi lokal apa yang bisa diberdayakan. Di tahun depan yang masih paling menguntungkan itu pangan. Meski demikian jangan terfokus pada produksinya, tapi berdagang. Produksi jauh lebih mudah daripada berdagang, yang penting berdagang dulu. Mulailah dimunculkan pedagang-pedagang di Muhammadiyah,” jelasnya.

Ia menambahkan Muhammadiyah harus mulai memikirkan dakwah ekonomi. Saling bersinergi, jangan sampai ada sekat antar-AUM, PDM, dan lainnya untuk menguasai ekonomi.

Liputan Linda Yulianti, Anggota Tim Media Center Musywil, Ponorogo.

Related post