MENGENAL SUARA TAKBIRAN MALAM HARI RAYA DI RGS FM

 MENGENAL SUARA TAKBIRAN MALAM HARI RAYA  DI RGS FM

Setiap menjelang hari raya umat Islam disunnahkan untuk memperbanyak takbir, tahmid dan tahlil. Salah satu suara takbiran yang sangat khas dan melegenda sering kita dengarkan melalui Radio Gema Surya (RGS) Ponorogo di gelombang 94,2 FM. Radio yang sudah berusia 53 tahun tersebut secara konsisten selalu memutar rekaman takbiran di malam hari raya.

Nah, bagi orang-orang generasi sekarang, tentu tidak tahu dibalik rekaman suara tersebut. Untuk itu, kita akan wawancarai direktur utama RGS, bapak Suharno Pringgo, S.E.

 

  • Apa kabar bapak hari ini?

Syukur Alhamdulillah, dalam keadaan sehat wal’afiat karena ridho Allah SWT

 

  • Pak, bisa diceritakan apa motivasi takbiran waktu itu direkam pak?

Motivasi takbiran waktu itu direkam, karena awalnya takbiran itu dilakukan hanya oleh penyiar dan operator saja yang sedang bertugas, dan tentunya ini tidak efektif dan kurang ada gregetnya maka ada inisiasi untuk direkam dalam bentuk pita, dan bisa melibatkan banyak orang sehingga memudahkan mensyiarkan gema takbir ini menjelang Idul Fitri atau Idul Adha.

 

  • Siapa saja yang terlibat dalam proses rekaman itu?

Pada awalnya yang terlibat dalam proses rekaman waktu itu hanya penyiar, operator dan anak-anak muda yang suka kumpul-kumpul di studio radio di Jalan Hayam Wuruk 49 Ponorogo.

 

  • Itu suara siapa saja pak?
  1. Awalnya direkam untuk melaksanakan hasil Keputusan Musyawarah Nasional Tarjih ke XX tahun 1396 H / 1976 M di Garut Jawa Barat, dengan putusan  2 kali takbir, yang sebelumnya dengan 3 kali takbir.

Pada saat itu melibatkan Guru SMP Muhammadiyah I Ponorogo dengan membawa murid2 nya direkam di studio RGS (masih) di Jl Hayam Wuruk 49 Ponorogo. Waktu itu bilal takbirnya Bpk Mujari (maaf klu nggak keliru) yg rumahnya di Kel. Kauman Ponorogo salah satu guru di SMP Muhammadiyah I Ponorogo.

  1. Kemudian dalam rangka mengenang para Finalis Lomba Tartil Qur’an bulan Ramadhan maka diadakan rekaman takbir versi kedua, dengan bilal Ustadz Rohmadi dari PPTQ Ahmad Dahlan Ponorogo dengan para Finalis Lomba Tartil Qur’an Ramadhan 1433 H.
  2. Selanjutnya rekaman versi ketiga takbir menjelang Idul Fitri 1434 H dengan bilal Bpk H.MA. Hardono dengan karyawan karyawati Radio Gema Surya Ponorogo.
  3. Lalu ada rekaman versi keempat dalam rangka membuat kenang-kenangan bagi Finalis Lomba Tahfidz Qur’an Ramadhan 1436 H dengan bilal Ustadz Shodiq Zaki Mubarok, Direktur PPTQ Ahmad Dahlan Ponorogo.

 

  • Tahun berapa suara takbiran malam hari raya itu direkam pak?
  1. Rekaman pertama tahun 1977 dengan murid2 SMP Muhammadiyah I Ponorogo
  2. Rekaman kedua tahun 2012 dengan Finalis Lomba Tartil Ramadhan 1433 H
  3. Rekaman ketiga tahun 2013 dengan Karyawan Karyawati Radio Gema Surya Ponorogo.
  4. Rekaman keempat 2015 dengan Finalis Lomba Tartil Ramadhan 1436 H.
  • Bagaimana menjaga rekaman itu kok masih bisa jernih suaranya?

Dalam menjaga rekaman, tentunya sudah dari hasil rekaman awal, tentunya tehnologi sekarang sangat mendukung untuk menjaga kwalitas suara agar tetap bersih, dan tersimpan dalam server siaran.

Lafadz takbir Ied seperti disandarkan kepada Ibn Mas’ud, ‘Umar ibn al-Khattab dan ‘Ali ibn Abi Thalib, di antaranya adalah sebagai berikut:

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Sumber :

buku Tanya Jawab Agama terbitan Suara Muhammadiyah jilid 1 halaman 95,

jilid 3 halaman 141 dan jilid 5 halaman 71 serta di Majalah Suara Muhammadiyah No. 22 Tahun 2004.

Penulis : Agus Susanto, ST, ME

Ismini TMC

http://muhammadiyahponorogo.or.id

Team Media Center Muhammadiyah Ponorogo

Related post