Meluruskan Stereotip “Warga Muhammadiyah Susah Diajak Guyon”

 Meluruskan Stereotip “Warga Muhammadiyah Susah Diajak Guyon”

muhammadiyahponorogo.or.id – Liputan Abdul Ghoni M, Media Center Muhammadiyah Ponorogo

Stereotip yang mengatakan bahwa orang Muhammadiyah itu sudah diajak guyon, selalu serius, dan terkesan kaku nampaknya harus diluruskan. Hal itu tidak benar, nyatanya warga Muhammadiyah itu lucu-lucu kok.

Bukti bahwa orang Muhammadiyah itu lucu bisa di lihat dari acara Capacity Building PDM Ponorogo. Acara yang kelihatannya berisi konten-konten serius, nyatanya banya diisi oleh guyonan-guyonan segar.

MUH SYAFRUDIN – TMC

Beberapa contoh kelucuannya mulai terlihat dari jawaban PDM yang menjawab pertanyaan dari audien. “Apa bedanya konsep Islam wasatiyah Muhammadiyah dan moderasi beragama pemerintah? Sepertinya kok sama saja ya.”

Jawaban di luar nalar PDM: “Kata siapa sama, beda kok. Kalau moderasi beragama itu proyek ada dananya, sedangkan Islam wasatiyah proyek ada ikhlasnya.”
Jawaban tersebut sontak membuat hadirin tertawa.

Guyonan kedua adalah saat audien ada yang mengusulkan dibangunnya hotel di kawasan wisata Telaga Ngebel. Karena hal itu dirasa penting, selain bisa memberi pemasukan finansial, adanya hotel syariah juga bisa mengurangani tindakan asusila (hubungan di luar nikah).

Mendapat pernyataan itu, ada audien lain yang menanggapi.
“Bagaimana kalau itu justru menimbulkan terjadinya prostitusi?”

Pengusul menjawab, “Ya kalau ada embel-embelnya Muhammadiyah minimal kan prostitusinya syariah.”

Semua isi ruangan pun tertawa.

Ada lagi yang tak kalah lucu, ketika audien mengritik PDM agar punya cita-cita tinggi sehingga bisa melahirkan program yang dapat memajukan cabang.
PDM langsung menjawab, “Muhammadiyah Ponorogo punya cita-cita tinggi tapi sayang anggarannya rendah.”

Semua yang hadir langsung tertawa.

Hal ini rasanya cukup membantah stereotip yang melabeli warga Muhammadiyah susah diajak guyon.

Editor Ismini

Related post