Maftuh Bahrul Ilmi, Sosok Gagah nan Rendah Hati: Sebuah Obituari
Seketika semua hening. Kami semua kehilangan sosok gagah nan rendah hati tersebut.
Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Muhammadiyah Ponorogo. Drs. H. Maftuh Bahrul Ilmi, ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo yang kerap disapa Ayahanda Maftuh meninggal dunia di RSU Muhammadiyah Ponorogo tanggal 10 Maret 2021 sekitar pukul 21.00 Wib. Beliau merupakan sosok pemimpin yang (bagi saya) sulit tergantikan.
Kabar bahwa kesehatan beliau semakin menurun sudah berlangsung cukup lama. Terhitung beberapa pekan yang lalu, diiformasikan bahwa Ayahanda Maftuh dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Terlepas dari itu semua, semua pihak berharap, agar supaya beliau bisa segera pulang dan sehat kembali.
Namun, semua tidak ada yang menyangka. Kabar bahwa kondisi beliau yang kritis ramau diperbincang di grup WhatsApp kurang lebih pada pukul 8 malam. Spontan, pesan tersebut segera saya kabarkan ke grup WhatsApp yang lain. Terkhusus kader-kader IMM. Saya memohon, agar supaya kader-kader IMM turut mendoakan dan memberi support kepada Ayahanda Maftuh.
Tidak berselang lama, bahkan pesan yang saya kirim pun masih ramai direspon dengan pesan-pesan kebaikan dan mendoakan, kabar lain datang bahwa Ayahanda Maftuh meninggal dunia. Seketika semua hening.
Momen yang sampai kapanpun tidak akan pernah saya lupakan adalah saat di mana Ayahanda Maftuh memberikan sambutan sekaligus pesan amanah di agenda pelantikan PC IMM Ponorogo.
“Menjadi kader Muhammadiyah itu harus berkomitmen, dan amanah itu adalah amanah yang berat” tegas Ayahanda Maftuh. Bagi saya, dua pesan tersebut adalah pesan yang harus segera saya tuntaskan.
Ayahanda Maftuh adalah tokoh besar, figur yang sulit tergantikan. Juga, beliau adalah sosok yang dekat dengan kader. Selalu, semangat ber-Muhammadiyah adalah hal yang sering beliau sampaikan kepada kader-kader Muhammadiyah. Terutama yang muda-muda ini. Dan satu, beliau tidak pernah lelah untuk itu.
Terus terang, saya mbrebes, mengapa tokoh besar Muhammadiyah tersebut pergi secepat ini. Sosok yang berwibawa, senyum yang ikhlas, dan petuahnya yang tegas, tidak akan pernah kami lupa.
Ayahanda, izinkan kami melanjutkan perjuangan. Kami semua kehilangan.
Habib Asha Kurniawan