KHUTBAH JUMAT : Kelestarian Alam dalam Konsepsi Islam

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.  يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُم ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Jamaah salat Jum’at yang berbahagia

Alhamdulillah atas limpahan rahmat dan karunia sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk mengikuti ibadah salat Jum’at pada hari ini. Salawat serta salam kita semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat. Dan semoga kita termasuk yang mendapatkan syafaat kelak di yaumul qiyamah. Amin ya rabbal ‘alamin.

Jamaah salat Jum’at yang berbahagia

Islam adalah agama yang mengajarkan pemeluknya untuk menghormati segala ciptaan Allah Swt. Meliputi sesama manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan bahkan seluruh materi natural yang tersebar dari dalam perut bumi hingga ke luar angkasa terjauh.

Hal ini ditegaskan Allah secara gamblang dalam kitab suci al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 190 hingga 191 yang berbunyi:

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Artinya: (190) “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal. (191) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”

Jamaah salat Jum’at yang berbahagia

Allah Swt telah memberkahi umat muslim di nusantara dengan bentangan alam yang luar biasa hebat. Bagaikan hamparan mukjizat ciptaan yang tiada mungkin akan tergantikan. Dan oleh karena itu, tanggungjawab umat muslim di Indonesia adalah menjaga, merawat dan melindungi seluruh kekayaan alam ini. Bukan justru menjadi perusak, penista dan penindas.

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan spesies untuk jenis binatang mamalia sebanyak 515 jenis, 35 di antaranya adalah endemik atau tidak ditemukan di negara dan kepulauan lain di dunia. Di Kalimantan misalnya adalah orangutan, uwa, dan bekantan. Atau badak bercula satu di Banten.

Indonesia juga adalah negara dengan jenis spesies kupu-kupu paling tinggi di dunia, yaitu 121 jenis, 44% di antaranya endemik. Peringkat ketiga untuk reptilia yaitu 600 spesies dan peringkat keempat untuk jenis burung sebanyak 1519 spesies yang 20% di antaranya adalah endemik seperti burung cendrawasih dan kakatua hitam di Irian Jaya.

Namun sayangnya, semua berkah dan rahmat Allah itu sekarang ada dalam posisi terancam punah. Apakah kita sebagai umat Islam menjadi bagian dari yang melakukan pengrusakan sehingga spesies-spesies itu punah? Mudah-mudahan tidak.

Jamaah salat Jum’at yang berbahagia

Ingat, dan selalu diingat! Islam agama yang melarang umatnya untuk melakukan pengrusakan. Baik di darat, di laut, dan di udara. Tidak akan anda semua temui agama yang secara lugas melarang pemeluknya melakukan pengrusakan lingkungan. Bisa anda cek baik di al-Qur’an maupun hadits.

Lagi-lagi ini disampaikan Allah dengan sangat jelas. Misalnya dalam surat al-A’raf ayat 56:

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Ayat ini dengan tegas mengecam orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi. Padahal, Allah, melalui hukum alam atau yang kita sebut sunnatullah telah menetapkan cara tersendiri bagi alam untuk memperbaiki dan memperbarui dirinya sendiri. Oleh sebab itu, pengrusakan adalah bentuk kedurhakaan dan perilaku laknat yang sangat dibenci Allah Swt.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Jamaah salat Jum’at yang berbahagia

Islam datang ke muka bumi ini sebagai agama yang mengajarkan manusia menjadi khalifah fi-al-ardh. Manusia sebagai penjaga bumi. Baik secara harafiah maupun maknawiyah. Sebab manusia adalah satu-satunya ciptaan yang dengan penuh percaya diri mengaku siap mengemban amanah menjaga bumi.

Tapi apa yang dilakukan manusia? Telah pula diterangkan dalam al-Qur’an bahwa manusia sejak dahulu selalu berbuat keonaran dan kerusakan di muka bumi.

Mudah-mudahan kita kembali menyadari arti penting menjadi seorang muslim. Yaitu orang-orang yang dengan pikiran, sikap dan tindakannya adalah semata-mata untuk menebarkan keselamatan bagi sesama manusia dan segala ciptaan Allah yang tiada lain adalah lingkungan dan alam semesta.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا وآخر دَعْوَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Source : https://muhammadiyah.or.id/khutbah-jumat-kelestarian-alam-dalam-konsepsi-islam/

Related post