
Kebijakan Pengadaan Laptop Pemerintah Kota Madiun terhadap Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di sekolah Dasar Madiun
Penulis: Abdul Zulfikar Ely || Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Kebijakan Pemerintah Kota Madiun mengenai pengadaan laptop untuk siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Taman telah menjadi upaya signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti. Sejak tahun 2020, selama tiga tahun berturut-turut, sebanyak 237 unit laptop telah didistribusikan dan diizinkan dibawa pulang siswa. Kebijakan ini didukung dengan pemasangan Wi-Fi sekolah, penyediaan teknisi khusus untuk penanganan kerusakan ringan, serta pelatihan bagi para guru. Secara keseluruhan, kebijakan ini berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa, yang tadinya sudah baik menjadi lebih baik lagi, ditandai dengan antusiasme, kemudahan pengerjaan tugas, dan peningkatan prestasi.
Tolok ukur keberhasilan utama dari kebijakan ini terlihat jelas: siswa menjadi lebih aktif, lebih kreatif, dan lebih berprestasi dalam pembelajaran. Peningkatan ini tidak terbatas hanya pada mata pelajaran umum, tetapi juga sangat terasa pada PAI dan Budi Pekerti. Siswa kini lebih bersemangat dan mandiri dalam mencari pengetahuan. Sebaliknya, indikator ketidakberhasilan ditetapkan sebagai situasi di mana prestasi siswa tetap tidak berkembang, motivasi tidak meningkat, dan siswa masih sering membutuhkan dorongan alih-alih menjadi mandiri dan kreatif.
Meskipun sukses, implementasi kebijakan ini bukannya tanpa kendala. Beberapa hambatan utama yang dihadapi meliputi masalah jaringan internet yang tidak stabil atau lambat. Selain itu, ditemukan juga kendala dari sisi sumber daya manusia, yaitu teknisi yang terkadang kurang memahami permasalahan, serta keterbatasan pengetahuan akan teknologi yang masih ditemui pada sebagian kecil siswa, guru, dan wali murid. Kesemua kendala ini terkadang masih menghambat proses belajar-mengajar yang optimal.
Secara umum, dampak baik dari kebijakan ini jauh lebih dominan. Guru dan siswa menjadi mahir atau melek teknologi, merasakan kebahagiaan, dan mengalami peningkatan motivasi serta prestasi belajar. Para orang tua pun mengalami peningkatan kemampuan literasi digital. Khusus untuk mata pelajaran agama, literasi digital menggunakan laptop ini telah memperluas wawasan keislaman dan budi pekerti siswa, yang pada akhirnya menunjang peningkatan prestasi belajar mereka.
Namun, terdapat pula dampak buruk yang memerlukan perhatian serius, yaitu kesulitan dalam pengontrolan siswa saat mereka sudah berselancar di dunia maya. Akses internet yang luas terkadang membuat siswa lebih fokus pada hiburan daripada kegiatan belajar. Ini menjadi tantangan bagi pihak sekolah dan orang tua untuk menjaga fokus siswa agar penggunaan laptop tetap sejalan dengan tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara sekolah, guru, dan wali murid dalam mengawasi penggunaan perangkat ini sehingga penggunaan teknologi untuk keperluan yang positif dan berdampak positif pula.



