
Idul Adha 1446H, PRM Kutukulon Sembelih 20 Hewan Kurban
Liputan Salman, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kutukulon Jetis Ponorogo melaksanakan kegiatan penyembelihan hewan kurban dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah penuh semangat dan kebersamaan.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni Jumat dan Sabtu, (6–7/6/25) atau bertepatan dengan 10–11 Dzulhijjah 1446 H, bertempat di lingkungan masjid dan musala di bawah naungan PRM Kutukulon.
Sebanyak 20 hewan kurban disembelih pada tahun ini, terdiri dari 12 ekor sapi dan 8 ekor kambing, menjadikan PRM Kutukulon sebagai salah satu penyumbang hewan kurban terbanyak di wilayah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jetis.
Adapun rincian hewan kurban per tempat ibadah adalah sebagai berikut:
1. Masjid Darul Mutaqin: 4 ekor sapi dan 4 ekor kambing
2. Musholla Miftakhul Jannah: 3 ekor sapi dan 2 ekor kambing
3. Musala Nurul Qur’an: 2 ekor sapi dan 2 ekor kambing
4. Masjid An-Nur: 1 ekor sapi
5. Masjid Ar-Rahmah: 1 ekor sapi
6. Musala Hj. Soilah: 1 ekor sapi
Pelaksanaan kurban melibatkan seluruh unsur masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Para pemuda bertugas dalam proses penyembelihan hingga pendistribusian daging kurban, sementara para ibu turut membantu dalam proses penimbangan, pengemasan, serta penyediaan konsumsi bagi panitia.
Pelaksanaan kurban ini tidak hanya sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah SWT, tetapi juga memperkuat ukhuwah Islamiyah dan semangat berbagi antarwarga. Selain itu, dilandasi oleh semangat keikhlasan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka…”
(QS. Al-Hajj: 34)
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Mā’idah: 27)

Melalui kegiatan ini, PRM Kutukulon berharap nilai-nilai keikhlasan, kepedulian sosial, dan kebersamaan semakin tumbuh di tengah masyarakat, serta dapat menjadi teladan dalam pelaksanaan ibadah yang sarat makna spiritual dan sosial.



