HW Ponorogo U11 Juarai Grassroot FOSSBI dan BLIPSI Korda Madiun
Magetan. Setelah bulan lalu ( November 2020), SSB Hizbul Wathan Ponorogo U-10 tahun berhasil menjadi Juara 1 kompetisi yang dilaksanakan Forum Sekolah Sepak Bola Indonesia (FOSSBI) dan Badan Liga Sepak Bola Pelajar Indonesia (BLISPI) Koordinator Daerah (Korda) Kediri, pada hari Ahad (20 Desember 2020) bertempat di Lapangan Tinap, Magetan HW U-11 tahun juga berhasil menjadi Juara 1 FOSSBI/BLISPI Korda Madiun setelah mengalahkan SSB Leo Krajan Madiun dengan Skor 3-1 di Partai Final. Kegiatan ini diikuti oleh 16 tim dari berbagai SSB yang ada di Madiun dan sekitarnya.
Kompetisi yang dilaksanakan oleh Forum Sekolah Sepak Bola Indonesia (FOSSBI) dan Badan Liga Sepak Bola Pelajar Indonesia (BLISPI) digelar dalam rangka pembinaan sepak bola usia muda. Yang dipertandingkan dalam kompetisi ini dimulai dari U-9 tahun hingga U-15 tahun. Jadi semua kelompok umur (KU) dari SSB dipertandingkan.
Nantinya, para juara 1 hasil dari turnamen Forum Sekolah Sepak Bola Indonesia (FOSSBI) dan Badan Liga Sepak Bola Pelajar Indonesia (BLISPI) yang dilaksanakan oleh masing-masing Koordinator Daerah tersebut akan bertanding di partai final yang dilaksanakan di tingkat Propinsi, rencananya akan digelar di Surabaya. Dengan demikian, dari SSB HW Ponorogo akan mengirimkan 2 wakilnya di partai final. U-10 mewakili Korda Kediri sementara U-11 akan berangkat mewakili Korda Madiun.
Keberhasilan U-11 tahun dari SSB HW Ponorogo yang menyusul U-10 tahun ini, menurut Agus Susanto, Ketua PS HW Ponorogo, “Kemenangan ini merupakan bentuk keseriusan dari SSB HW Ponorogo dalam membina dan melahirkan pemain-pemain muda dibidang sepak bola. Mudah-mudahan kelompok usia selanjutnya juga menyusul, sehingga kita bisa berangkat bersama-sama menuju Final di Surabaya”.
Sementara itu, menurut Tjukup Kurniawan, Pelatih HW yang biasa dipanggil Pak Wawan menyatakan “Untuk minggu depan akan kita persiapkan U-15 tahun yang lebih baik lagi. Formasi mereka mulai ketemu, mudah-mudahan berhasil seperti adik-adik mereka.” (Devid Erwahyudin).