Gempa Mega Thrust Adalah Fakta, Upaya Apa yang Dilakukan Muhammadiyah?
Liputan Sigit Hariyanto, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Ponorogo melaksanakan kajian kebencanaan dengan mengangkat tema “Isu Megathrust” di Masjid Al Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo), Sabtu (14/9/24).
Kegiatan dihadiri 200 undangan dari utusan PCM, AUM Pendidikan, AUM Kesehatan dan Relawan Muhammadiyah se-Ponorogo.
Ketua LRB PP Muhammadiyah Budi Setiawan ST dalam kajiannya mengungkapkan bencana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Allah memberikan akal dan pikiran kepada manusia, sehingga pentingnya iman, ilmu dan saling tolong-menolong menjadi bekal dalam menghadapi ancaman megathrust yang mungkin dapat terjadi.
Ketua LRB Muhammadiyah Ponorogo Harun Arafat SIP juga turut mengungkapkan agenda yang dilaksanakan ini menjadi sebuah upaya mitigasi bencana kepada masyarakat melalui edukasi sadar bencana. Apabila bencana tersebut benar terjadi, hal demikian dapat meminimalisir dalam mencegah risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.
Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Ponorogo sebagai mitra LRB dalam penanganan bencana turut mendukung kegiatan. Sekretaris Lazismu Ponorogo Ibud Awaludin SPd menegaskan sinergi bersama menjadi faktor kunci dalam upaya menghadapi bencana.
“Gerakan filantropi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya penangulangan bencana yang ada,” tandasnya.
Acara ini juga diharapkan dapat menjadi kesempatan untuk mempererat silaturahmi dari berbagai elemen Muhammadiyah dan masyarakat Ponorogo. Kesamaan pemahaman dalam merespon bencana sangat penting untuk di upayakan.
Mengusung konsep One Response One Muhammadiyah (OMOR), dijadikannya sebagai wadah dalam gerakan satu komando dalam menghadapi bencana, termasuk ancaman mega thrust. Hal demikian sebagai upaya Muhammadiyah Ponorogo dalam menolong kesengsaraan umat yang tertimpa bencana.