Dua Isu Besar di Kecamatan Ngrayun Ini Harus Segera Ditangani
Liputan Sunarno, Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Pengukuhan dan Pengajian Akbar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Cabang Aisyiah (PCA) dan Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Ngrayun Ponorogo, Jawa Timur digelar di Gedung Serbaguna, Ngrayun, Sabtu (30/09/23).
Kegiatan tersebut dihadiri 500 peserta terdiri dari perwakilan masing-masing ranting, warga simpatisan Muhammadiyah dan Aisyiah, juga warga binaan.
Hadir pula Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo, Bambang Wahrudin M Pd I, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiah (PDA) Ponorogo, Hj Titi Listyorini SH, Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiah (PDNA) Ponorogo, Nova Robhitotul Khoir, S PdI, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, Basuki Babussalam dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Ngrayun.
Ketua panitia pengukuhan, Ibnu Saputra mengatakan kegiatan sengaja dimeriahkan dengan karawitan yang telah disiapkan oleh Ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Ngrayun.
“Di Ngrayun ini, Karawitan sudah mendarah daging, dan ini merupakan media dakwah jika dikelola dengan benar, ” ujarnya.
Iapun menyampaikan terimakasihnya kepada semua pihak yang telah terlibat dan menyuport penuh kegiatan.
” Terimakasih kepada semua donatur, panita lapangan dan lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu-persatu, juga mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam pelaksanaannya, ” ungkapnya.
Senada dengan itu, Ketua PCM Ngrayun Timur, Sarwan berharap usai pengukuhan ini semua elemen dapat bergerak bersama baik pemerintahan maupun Organisasi Masyarakat (Ormas) untuk kemaslahatan juga kemajuan desa Ngrayun.
“Mari bergandeng tangan memajukan Desa Ngrayun,” tandasnya.
Berkenaan dengan itu, Ketua Camat Ngrayun, Bambang Sucipto, S Sos memaparkan ada dua isu besar yang harus segera dtangani khususnya di Ngrayun, yakni Maraknya Pernikahan Dini dan Stunting.
“Desa kita masih masuk juara satu kasus pernikahan dini, stuntingpun di Kecamatan Ngrayun masih tinggi yakni diangka 17,9%, hal itu harus segera diatasi,” terangnya.
Acara berlangsung khidmat dan lancar, salah satu peserta perwakilan PCM Sambit, Sulistyo mengaku senang bisa berkesempatan menghadiri acara penuh kemeriahan tersebut. Menurutnya ketika mendengar kata Ngrayun, selalu terlintas dalam benak makna kedamaian, kegupuhan, kekompakan dan kekhasan makanan tempe goreng berbalut gaplek.
“Luar biasa, suasana di sini benar-benar syahdu, apalagi diiringi karawitan yang mengusung gendhing-gendhing lawas, ini membuat semua yang hadir jadi Krasan,” ucapnya.
Editor Ismini