Cerita di Balik Suksesnya PCA Sambit Raih Penghargaan Penampil Terbaik di Panggung Gembira
Liputan Lorient Meyse Hidayanah, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Sambit Ponorogo meraih penghargaan sebagai penampil terbaik pada panggung gembira di Milad Bersama dan Family Gathering di Bendungan Waduk Bendo Sawoo Ponorogo Ahad (17/11/24).
Usia memang tidak menjadi tolak ukur dalam berkreativitas. Begitulah kiranya kalimat yang cocok menggambarkan semangat PCA Sambit yang dengan percaya diri menampilkan musikalisasi puisi di panggung gembira. Hal tersebut perlu diacungi jempol, mengingat PCA Sambit bukanlah satu-satunya yang menampilkan musikalisasi puisi.
Koordinator Musikalisasi Puisi PCA Sambit Iwuk Kasihaningrum awalnya mengaku terkejut saat nama PCA Sambit disebut sebagai peraih penghargaan penampilan terbaik, pasalnya secara usia, anggota dari PCA Sambit asalah ibu-ibu rumah tangga yang usianya sudah tak lagi muda.
“Kami sebetulnya sempat tidak percaya mendampat penghargaan ini karena banyak penampil-penampil yang dari AUM dan Ortom lain usianya muda-muda dan tentunya lebih energik,” ujarnya.
Iwuk memaparkan, meski usianya sudah tidak muda lagi, semangat para ibu dari PCM Sambit tidak perlu diragukan lagi.
“Sebenarnya tidak ada yang sulit dalam berlatih mempersiapkan musikalisasi ini, namun mengingat akan dinilai kami sangat rutin berlatih bahkan sesaat sebelum panggung gembira dimulai, kami masih mencoba gladi bersih,” terangnya.
Guru TK Dharma Wanita 02 Bangsalan Sambit yang juga berperan sebagai pembaca puisi tersebut tampil dengan penuh penghayatan. Tak hanya itu, mimik, intonasi juga gesture tubuhnya menambah elok penampilan musikalisasi puisi dari PCM Sambit. Nyatanya, puisi campuran persembahan Milad Muhammadiyah tersebut berhasil memukau para juri dan peserta yang hadir.
Sementara itu, Ketua PCA Sambit Chusnul Chotimah mengaku bangga dengan penghargaan yang diperoleh PCA Sambit. Menurutnya, semangat para ibu-ibu ini melebihi semangat usia remaja. Di tengah kepadatan agenda dan mengurus rumah tangga, mereka masih menyempatkan waktu untuk berlatih.
“Saya kira inilah alasan mengapa Aisyiyah Sambit terus memiliki kader-kader yang militan,” ungkapnya.