Berkisah Ternyata Mudah
Berkisah merupakan salah satu metode pengenalan cerita yang masih disukai oleh anak-anak, melalui kisah ustad atau guru dapat menyampaikan pesan-pesan moral kepada peserta didik dengan mudah. Berkisah ini membutuhkan ketrampilan tersendiri dalam menyampaikan cerita kepada peserta didik, tidak semua ustad atau guru memiliki kemampuan berkisah dengan baik. Kemampuan bercerita membutuhkan pemahaman literasi dan aksi dengan baik, sehingga pesan dalam kisah dapat dimengerti dan mudah dipahami oleh pendengar apalagi kisah tersebut disampaikan dengan baik.
Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo bekerjasama dengan Pusat Studi Budaya Universitas Muhammadiyah Ponorogo berkolaborasi dengan Forum Lembaga Pendidikan Al Qur’an Muhammadiyah Ponorogo menyelenggarakan Pelatihan Berkisah bagi Guru TPA Muhammadiyah se-Ponorogo yang bertempat di ruang Seminar Dome Universitas Muhammadiyah Ponorogo. (23/11/2022). Acara ini dikuti sebanyak 64 peserta yang terdiri dari perwakilan Guru TPA Muhammadiyah se Ponorogo.
Ketua FLPQ Ponorogo yang diwakili Ustad Bambang Wahrudin, M.Pd dalam sambutannya mengatakan bahwa Forum Lembaga TPA Muhammadiyah terus berupaya melakukan penguatan lembaga, karena masih berjalan satu tahun pasca pelantikan, untuk mengokohkan gerakan yang membawa kebaikan bagi lembaga TPA.
Sementara itu, Ketua LSBO Alip Sugianto mengatakan acara ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru-guru TPA. ”Berkisah ini sebagai salah satu skill yang perlu dikembangkan oleh Ustadz/ah sebagai upaya jembatan komunikasi yang efektif dan cara dalam merefresh proses pembelajaran yang menarik, sehingga murid-murid memiliki antusiasme dalam belajar penuh dengan semangat, dengan pelatihan ini semoga menjadi sarana bagi kita semua untuk terus mengasah skill agar pembelajaran semakin lebih baik untuk kemajuan para peserta didik yang lebih baik”
Lebih lanjut, Alip Sugianto menjelaskan bahwa dunia anak memiliki daya imajinasi yang sangat tinggi, karena itulah dunia anak sangat menyenangi tentang cerita-cerita, atau kisah. Untuk itu sebagai bagian kepedulian terhadap tumbuh kembang anak, perlu ditanamkan kisah-kisah Inspiratif para nabi dan sahabat sejak dini. “Banyak di dalam Al Qurán mengenai kisah-kisah, seperti kisah nabi Yusuf, Nabi Sulaiman berbicara dengan burung Hud-hud, Nabi Ibrahim dan Ismail serta lainnya, dengan demikian anak bisa mengenal, memahami dan mengambil ibrah dari kisah-kisah tersebut. Berkisah ini bisa membawa dampak yang luar biasa terhadap anak apabila disampaikan dengan tepat, apalagi disampaikan dengan kekuatan cerita yang melibatkan unsur emosi dan akan membawa pengaruh lebih kuat, semoga dengan pelatihan ini dapat memicu dan memacu kita senantiasa lebih maju.”
Acara yang digelar dalam rangka hari guru ini, mendapat apresiasi dari Wakil Ketua PDM Ponorogo Ustad Drs. Abidin Cahyono, M.Si atas dedikasi dan pejuang Al Qur’an yang menyentuh secara langsung generasi kita ke depan. Beliau berharap setiap Masjid ada lembaga TPA, sehingga syiar dakwah terus menggema, apalagi di zaman sekarang ini tantangan anak-anak jauh lebih besar di dunia gadget yang sebetulnya berdampak pada aspek sosial, dan psikologis anak. Sehingga diharapkan dengan adanya pelatihan ini sebagai upaya kita dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang menarik dan menggembirakan.
Pelatihan Berkisah ini diisi oleh pemateri Kak Husain dari Wonogiri, dalam pemaparannya menjelaskan secara teori dan praktik berkisah. Berkisah harus memiliki bahan, maka persiapan adalah kewajiban. Persiapan itu dengan membaca, Maka ada beberapa tahapan dalam berkisah, pertama adalah bahan Bahasa tulis yang dioralkan dengan Bahasa yang mudah dimengerti, disesuaikan dengan mitranya dana disampaikan dengan volume, intonasi, vocal, irama, tempo serta Bahasa tubuh yang sesuai.
Selanjutnya, menurut Kak Husain pertimbangan lain yang perlu diperhatikan selain memahami cerita juga perlu didukung dengan property misal kesesuaian kostum, alat bantu yang sesuai dengan kisah yang diangkat, atau penunjang lainnya yang dibutuhkan sebelum penampilan guna memperkuat alur kisah. Dengan demikian, penonoton seoalah-olah terbawa kedalam ekspresi dan kisah tersebut hadir dalam sanubari mereka. Ketiga, perbanyak latihan, latihan dan latihan.
Seuisai pemaparan teori, Kak Husain mencoba mempraktikan berkisah yang baik kepada peserta pelatihan, setelah itu perwakilan dari peserta diberikan penugasan untuk mencoba umempraktikan dengan mengambil kisah yang ia sukai yang menginspirasi dari hidupnya, bias berdasarkan pengalaman hidup, ataupun kisah-kisah yang lain untuk diaktualiasasikan berbagi kisah inspiratif.
Salah satu peserta bernama Yuli mencoba melakukan kisah-kisah, awalnya merasa deg-degan tetapi dengan penuh semangat dari peserta lainnya ia mampu menyampaikan kisah dengan baik penuh pengahayat. “Wah ternyata berkisah itu mudah ya..” Terang Yuli seusai mempraktikan salah satu kisah dalam cerita. Yuli merasa senang dengan mengikuti kegiatan ini, selain menambah wawasan juga dapat membangkitkan motivasi dan potensi yang dimilikinya. Semoga kegiatan seperti ini tidak hanya dilakukan sekali ini, semoga ada pelatihan lanjutan nanti