Berita

AQBS dan Masjid Nyai Walidah Jadi Jejak Cinta Aisyiyah untuk Umat

Liputan Katiyah, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo

Matahari belum sepenuhnya tinggi ketika iring-iringan tamu mulai memenuhi halaman Gedung Aisyiyah Qur’anic Boarding School (AQBS) di Jl. Letjend Suprapto, Ronowijayan, Sabtu (21/6/25).

Udara pagi yang sejuk terasa bersahabat, seolah ikut menyambut sejarah baru yang tengah ditorehkan oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah Ponorogo, yakni peresmian gedung AQBS dan Masjid Nyai Walidah, bertepatan dengan Milad Aisyiyah ke-108.

Hari itu bukan sekadar seremoni namun menjadi penanda dari sebuah perjuangan panjang, tentang impian yang tumbuh perlahan tapi pasti, impian menghadirkan pusat pendidikan Qur’ani bagi generasi muda, khususnya perempuan. Di tengah kesibukan organisasi, kaderisasi, dan pelayanan masyarakat, Aisyiyah tak pernah melupakan satu hal, membangun peradaban harus dimulai dari ilmu dan iman.

“Dulu santri kami belajar berpindah-pindah tempat. Dari gedung terpadu, lalu ke gedung dakwah. Kini mereka punya rumahnya sendiri,” tutur Hj Titi Listyorini SH, Ketua PDA Ponorogo, matanya tampak berbinar saat menyampaikan sambutan. Kalimat itu bukan sekadar informasi, melainkan potret haru dari proses panjang yang penuh dedikasi.

Gedung baru AQBS tak hanya megah, tapi juga sarat makna. Di sisinya berdiri Masjid Nyai Walidah, nama yang diambil dari sosok pelopor gerakan perempuan dalam Muhammadiyah. Masjid ini diharapkan menjadi pusat ruhani, tempat para santri mengasah hati dan memperkuat akhlak. Peresmian masjid dilakukan langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dr Salmah Orbayinah, didampingi Ketua PWA Jawa Timur, serta pimpinan daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Ponorogo.

Sore sebelum hari peresmian, para santri dengan penuh semangat menyiapkan persembahan istimewa. Mereka berlatih tari Saman hingga larut malam. Bukan untuk memukau semata, melainkan sebagai bentuk cinta kepada lembaga yang kini menjadi rumah tumbuh mereka.

Tak ketinggalan, karawitan PRA Galih Ngrayun Barat dan paduan suara RSU Aisyiyah ikut menyemarakkan suasana. Karya seni itu menjelma sebagai ungkapan syukur, sekaligus penguat identitas kultural yang membumi.

Dalam sambutannya, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengaku takjub dengan kemajuan Aisyiyah.

“Aisyiyah bukan hanya hebat di ibadah, tapi juga unggul dalam pendidikan, sosial, dan ekonomi. Sungguh cerdas dan menginspirasi,” ungkapnya, disambut tepuk tangan hadirin.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko Saat Memberi Sambutan dalam Peresmian Gedung AQBS dan Masjid Nyai Walidah, Sabtu (21/6/25).

Momentum milad ini juga menjadi ajang penghargaan bagi para pemenang lomba pra-milad, dari lomba muballighot digital hingga lomba MC dan dirigen. Mereka adalah wajah-wajah muda Aisyiyah yang siap meneruskan perjuangan dengan semangat baru.

Meski acara hari itu berakhir menjelang siang, semangatnya terasa jauh lebih panjang. AQBS dan Masjid Nyai Walidah bukan hanya bangunan fisik, tapi simbol dari keteguhan hati dan kerja kolektif perempuan Aisyiyah dalam membangun peradaban utanpa banyak sorotan, tapi selalu memberi dampak nyata.

Dan kini, di Ponorogo, berdirilah rumah ilmu itu. Rumah yang dibangun dari cinta, doa, dan kerja keras perempuan-perempuan tangguh yang tak pernah berhenti bergerak.

Related Articles

Back to top button