Antara Agama dan Dunia Jangan Dikotak-kotak

 Antara Agama dan Dunia Jangan Dikotak-kotak

Dr Ahmad Munir MA Saat Menyampaikan Materi dalam Sarasehan MTT PDM Ponorogo

Antara Agama dan Dunia Jangan Dikotak-kotak

Liputan Dita Fitria Wati, TMC Muhammadiyah Ponorogo

Dr Ahmad Munir MA Saat Menyampaikan Materi dalam Sarasehan MTT PDM Ponorogo

Sarasehan Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo Se-Karesidenan Madiun digelar Ahad (14/1/24) di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo).

Kegiatan yang diikuti 40 peserta tersebut menghadirkan dua narasumber yakni Dr Ahmad Munir MA dan Dr Ahmad Zuhdi DH M Fil I.

Munir dalam paparannya mengupas tentang relasi antara agama dan kekuasaan. Menurutnya, kekuasaan pemerintah tanpa agama tidak akan berjalan karena agama harus dijadikan dasar dalam kekuasaan.

“Antara dunia dan agama jangan dikotak kotak, agama dan kekuasaan itu saudara kembar, di mana agama memberikan kerohanian dalam berbangsa dan bernegara sedangkan negara menjamin kehidupan keagamaan,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengungkap berkaitan dengan memilih pemimpin, Munir menyebut Muhammadiyah bukan organisasi politik praktis, namun pasar bebas.

“Silakan warga Muhammadiyah untuk memilih siapapun namun jangan sampai terpecah-belah,” tandasnya.

Di era digital, lanjutnya, sangat mudah dan cepat sekali berita hoak tersebar ditengah-tengah masyarakat. Untuk itu, seyogyanya tidak mudah percaya begitu saja dengan berita-berita yang tersebar, baik dari mulut ke mulut ataupun melalui platform digital.

“Kita harus meneliti dengan seksama atau bertabayyun mencari kebenaran dari berita yang muncul,” terangnya.

Maka dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam komunikasi verbal maupun tulisan melalui media sosial, sikap tabayyun harus senantiasa diutamakan sebelum mengambil kesimpulan apalagi tindakan untuk meminimalisir salah paham, perselisihan dan pertengkaran.

Suasana Sarasehan MTT PDM Ponorogo

Di akhir, Dosen Ilmu Al-Qur’an dan STAIN Ponorogo tersebut berpesan agar memilih pemimpin yang bisa menolong dan mengangkat kelemahan secara maksimal dan yang mampu membuat politik apapun menjadi wasilah untuk menjaga agama sebagai siasaat keduniaan.

“Presiden harus bisa menjadi imam dan pemimpin maka dia akan menjadi wali bagi masyarakat,” pungkasnya.

 

Editor Ismini/Nano

Related post