Berita

Aisyiyah Ponorogo Perkuat Peran Perempuan dalam Penanggulangan Bencana

Liputan Katiyah, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo

Perempuan tidak hanya menjadi penyintas dalam bencana, tetapi juga garda terdepan dalam kesiapsiagaan dan pelestarian lingkungan. Komitmen ini ditegaskan oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Ponorogo dalam kegiatan Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Gerakan Green Aisyiyah, Kamis (19/6/2025) di Hotel Maesa Ponorogo.

Melalui Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB), Aisyiyah menghadirkan narasumber dari MDMC Ponorogo, Harun Arrasad, dan LLHPB Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, Sumiati. Acara ini diikuti oleh perwakilan dari seluruh cabang Aisyiyah se-Kabupaten Ponorogo, masing-masing mengirimkan delegasi inti yang terdiri dari ketua, sekretaris, serta pengurus LLHPB cabang.

Ketua LLHPB PDA Ponorogo menegaskan bahwa perempuan memiliki posisi strategis dalam menjaga keluarga dan komunitas dari ancaman bencana dan kerusakan lingkungan.

“Perempuan adalah pengelola rumah tangga. Ketika mereka paham mitigasi bencana, maka keluarga akan jauh lebih siap dan tangguh,” ujarnya.

*Bukan Sekadar Tanggap Bencana, Tapi Juga Tanggap Lingkungan*

Dalam sesi pertama, Harun Arrasad memaparkan pentingnya keterlibatan komunitas dalam penanggulangan bencana. Ia menggarisbawahi peran MDMC sebagai lembaga resmi Muhammadiyah dalam manajemen kebencanaan, dan mendorong Aisyiyah untuk terus berperan aktif.

“Kita ingin membangun budaya resiliensi dari rumah. Perempuan sangat berperan di sana,” tuturnya.

Sementara itu, Sumiati dari LLHPB PWA Jawa Timur memperkenalkan Gerakan Green Aisyiyah sebagai bagian dari dakwah lingkungan yang dilakukan oleh Aisyiyah di berbagai daerah.

“Green Aisyiyah itu menyasar akar, pola asuh anak, kebiasaan konsumsi, sampai bagaimana kita berpakaian. Semua berorientasi pada keberlanjutan,” terangnya.

Di menjelaskan bahwa melalui program seperti Green Ramadhan, Green Idul Fitri, dan Green Idul Adha, Aisyiyah mengampanyekan ibadah yang tidak menimbulkan limbah berlebihan. Bahkan, dalam waktu dekat gerakan ini akan mendorong kesadaran berbusana ramah lingkungan melalui green fashion.

Kegiatan ini juga menekankan pentingnya edukasi lintas usia, terutama di kalangan anak-anak. Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) menjadi salah satu upaya untuk memastikan sekolah memiliki sistem kesiapsiagaan yang baik, termasuk simulasi evakuasi dan pengelolaan sampah.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya tahu cara menyelamatkan diri, tapi juga tahu cara menyelamatkan lingkungan,” terang Sumiati.

*Langkah Nyata: Bawa Tumbler, Lapor Ulang di November*

Dalam penutupan kegiatan, seluruh peserta sepakat untuk melaksanakan sosialisasi lanjutan di cabang masing-masing. Evaluasi dan laporan pelaksanaan akan dikumpulkan paling lambat pada November 2025.

Salah satu kebijakan menarik yang diadopsi adalah ajakan membawa tumbler pribadi ke setiap kegiatan Aisyiyah. Ini dianggap sebagai langkah kecil yang berdampak besar dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Dengan kegiatan ini, Aisyiyah tidak hanya menunjukkan eksistensinya dalam dunia dakwah, tetapi juga sebagai kekuatan perempuan yang aktif, peduli, dan berkemajuan dalam isu-isu strategis seperti kebencanaan dan perubahan iklim. Sebuah langkah nyata untuk masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Related Articles

Back to top button