Artikel

Menyiapkan Pemimpin Penerus: Tanggung Jawab Strategis Kepala Madrasah

Penulis Miftahul Rahman, Kepala MIM 14 Prestisius Ponorogo

Salah satu tugas penting kepala sekolah yang sering luput dari perhatian adalah menyiapkan pemimpin penerus. Dalam sistem Persyarikatan Muhammadiyah yang tidak mengenal kepemimpinan seumur hidup, kaderisasi bukan sekadar kebutuhan, tetapi keniscayaan. Dengan sistem periodisasi yang ketat, Muhammadiyah mengajarkan bahwa setiap amanah memiliki masa dan batas. Karena itu, merancang regenerasi kepemimpinan adalah tanggung jawab moral seorang pemimpin.

Mengapa Kaderisasi Itu Penting?

Di lembaga pendidikan seperti madrasah, keberlanjutan visi dan program sangat bergantung pada pemimpin yang mampu melanjutkan dan meningkatkan kualitas yang telah dirintis. Tanpa kaderisasi, madrasah berisiko kehilangan arah saat kepala madrasah pensiun, pindah, atau tidak lagi menjabat, yang bisa berujung pada stagnasi, bahkan kemunduran.

Kaderisasi kepemimpinan adalah bagian dari manajemen strategis. Dalam literatur manajemen pendidikan, hal ini dikenal sebagai succession planning, yaitu perencanaan suksesi untuk memastikan transisi kepemimpinan yang mulus dan terarah. Dalam perspektif Islam, Rasulullah SAW juga mempersiapkan kader utama seperti Abu Bakar, Umar, dan Ali radhiyallahu ‘anhum. Maka, menyiapkan penerus bukan hanya strategi, tetapi juga sunah manajerial.

Dalam konteks Persyarikatan, Prof. Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah) menekankan pentingnya “kaderisasi berjenjang” sebagai penguatan organisasi. Maka, kepala madrasah Muhammadiyah semestinya tidak hanya fokus pada rutinitas administratif dan capaian tahunan, tetapi juga aktif mencetak calon pemimpin masa depan.

Tantangan di Lapangan

Banyak kepala madrasah terjebak dalam budaya “one man show” — semua urusan dipegang sendiri. Ini bisa dimaklumi dalam kondisi darurat, tapi jika dibiarkan, akan mematikan potensi guru-guru muda. Akibatnya, regenerasi kepemimpinan terhambat, dan madrasah terguncang saat terjadi pergantian pimpinan.

Faktor lain adalah rendahnya kesadaran untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan peluang kepada yang lebih muda. Padahal, mewariskan semangat dan kemampuan kepemimpinan adalah amal jariyah strategis yang manfaatnya terus mengalir.

Langkah-Langkah Strategis

Membangun kaderisasi kepemimpinan di madrasah membutuhkan langkah terencana dan berkelanjutan. Tahap awal adalah mengidentifikasi calon pemimpin sejak dini, dengan mengamati guru-guru yang menunjukkan potensi: aktif, komunikatif, dan peduli terhadap kemajuan lembaga.

Setelah ditemukan, beri mereka ruang bertahap dalam kepemimpinan, misalnya melalui pelibatan dalam pengambilan keputusan, tanggung jawab sebagai koordinator, ketua tim, atau pelaksana program unggulan. Proses ini perlu didampingi dengan mentoring dan coaching secara personal melalui pendampingan, diskusi reflektif, dan evaluasi rutin.

Guru-guru potensial juga perlu dilibatkan dalam forum Persyarikatan Muhammadiyah, baik Ortom, Majelis, maupun amal usaha lainnya, agar memahami kultur organisasi dan semangat gerakan Muhammadiyah lebih mendalam.

Kepala madrasah harus menjadi teladan dalam transparansi dan etika kepemimpinan: membuka akses informasi penting dan menunjukkan keteladanan dalam sikap dan keputusan. Forum internal seperti komunitas belajar atau forum kader juga perlu dibentuk sebagai ruang pengembangan gagasan dan kapasitas kepemimpinan.

Terakhir, lakukan evaluasi dan apresiasi berkala terhadap guru yang menunjukkan inisiatif dan kepemimpinan sebagai bentuk pengakuan dan motivasi. Dengan langkah ini, madrasah akan memiliki stok pemimpin masa depan yang siap menjaga keberlanjutan lembaga dalam bingkai nilai-nilai Muhammadiyah.

Kepala madrasah bukan sekadar pemimpin, tapi juga penyemai benih kepemimpinan baru. Pemimpin yang baik dikenang bukan karena prestasinya semata, tetapi karena berhasil mencetak penerus yang lebih baik. Di Muhammadiyah, jabatan adalah amanah. Maka, jagalah dengan menyiapkan kader penerus yang siap melanjutkan estafet kebaikan.

Related Articles

Back to top button