Berita

Purna PMI Naik Kelas: Bank Mandiri dan MAI Gelar Exit Program

Liputan Katiyah, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo

Bank Mandiri melalui Mandiri Amal Insani (MAI) kembali menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya Purna Pekerja Migran Indonesia (PMI), dengan menggelar Exit Program Pendampingan Purna PMI Batch XII, Sabtu (26/7/25).

Bertempat di Hotel Aston Madiun, acara ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan para Purna PMI dari Kabupaten Ponorogo, Madiun, dan Magetan menuju kemandirian ekonomi.

Kegiatan yang berlangsung pada pukul 11.00–15.30 WIB ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan Bank Mandiri, jajaran pengurus MAI, dan tokoh inspiratif UMKM, Bu Rudy, pemilik Pusat Oleh-oleh dan Depot Bu Rudy Surabaya. Acara diawali dengan registrasi peserta dan makan siang bersama, lalu dilanjutkan dengan sambutan dan sesi inspiratif.

Dokumentasi Exit Program Pendampingan Purna PMI Batch XII.

Program Bertahap Menuju Kemandirian Ekonomi

Rio Pandu Wicaksono, perwakilan Government Project Bank Mandiri, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Program Bapak Asuh merupakan sub-program dari MAI yang fokus memberdayakan UMKM, khususnya PMI Purna. Program ini dilaksanakan sejak pra-keberangkatan hingga purna tugas, bekerja sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

“Permodalan tidak diberikan di awal. Ketika usaha sudah berjalan dan menunjukkan perkembangan, barulah Bank Mandiri menyalurkan permodalan melalui skema Kredit Usaha Mikro (KUM),” jelasnya.

Dia menekankan bahwa tekad, mentalitas, dan ketekunan adalah kunci sukses dalam menjalankan usaha.

Sementara itu, Zainal Abidin, Direktur MAI menjabarkan tahapan pembinaan UMKM yang dijalankan MAI dalam empat zona: Merah, Kuning, Biru, dan Hijau. Zona Merah merupakan tahap awal bagi PMI yang masih membutuhkan bantuan modal. Zona Kuning memberikan akses pendanaan Qordhul Hasan, yaitu dana tanpa bunga. Selanjutnya, melalui Exit Program, peserta naik ke Zona Biru untuk disiapkan menjadi pelaku usaha yang bankable, dengan akses pendanaan KUR. Tahap akhir adalah Zona Hijau, di mana pelaku usaha dapat mengakses pembiayaan perbankan komersial secara mandiri.

“Ketika kalian mengalami kesulitan dalam berusaha, jangan menyerah. Itu tanda usaha kalian sedang menuju keberhasilan,” pesan Zainal mengutip firman Allah,

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” Dia juga mengapresiasi keseriusan para peserta dalam mengikuti pelatihan dan berharap ilmu yang didapatkan dapat diterapkan dalam usaha masing-masing.

Dukung Akses Pendanaan dan Pendampingan Berkelanjutan

Edison Situmorang, Regional Operation Head Bank Mandiri Wilayah Jawa Timur Area Kediri, turut menyampaikan rasa bangga dan harapan besar terhadap program ini. Ia menyatakan bahwa PMI yang telah mengikuti pelatihan dinyatakan “naik kelas” dan layak mendapatkan dukungan pembiayaan tambahan untuk pengembangan usaha.

“Teman-teman PMI hari ini sudah lulus. Mereka layak mendapatkan pendanaan tambahan untuk mengembangkan usahanya,” ujar Edison.

MAI sebagai lembaga zakat yang dibentuk oleh Bank Mandiri, lanjutnya, tidak hanya menyalurkan dana tetapi juga terus melakukan pendampingan. Hal ini menjadi upaya agar para pelaku usaha dapat tumbuh secara berkelanjutan dan tidak kembali ke titik nol.

Sebagai penutup, acara diisi sesi inspiratif bersama Bu Rudy, ikon UMKM asal Surabaya yang berbagi pengalaman membangun usaha oleh-oleh hingga sukses seperti sekarang. Sesi ini diharapkan dapat memotivasi para Purna PMI untuk terus berinovasi dan pantang menyerah.

Menuju Masa Depan yang Lebih Mandiri

Exit Program ini menjadi bukti nyata sinergi antara sektor perbankan dan lembaga sosial dalam mengakselerasi pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat. Melalui pendampingan yang sistematis dan akses permodalan yang terstruktur, para Purna PMI kini berada pada jalur yang lebih jelas menuju kemandirian dan kesejahteraan.

Related Articles

Back to top button