
Meriahnya Gebyar Fortasi dan Milad ke-64 IPM Ponorogo
Liputan Jennyfa Rahma Latisya, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Suasana Gedung Expotorium Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) pagi itu, Sabtu (26/7/25) dipenuhi antusiasme lebih dari 1.500 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan Muhammadiyah se-Kabupaten Ponorogo. Mereka hadir dalam rangka memeriahkan Gebyar Fortasi dan Resepsi Milad ke-64 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah IPM Ponorogo.
Acara tahunan ini menjadi momentum istimewa bagi pelajar Muhammadiyah untuk menunjukkan kreativitas sekaligus mempererat semangat kebersamaan lintas satuan pendidikan, dari tingkat SD/MI hingga SMA/MA/SMK.
Hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh penting, antara lain Bupati Ponorogo, jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah, Rektor Umpo, Ketua Umum Pimpinan Wilayah IPM Jawa Timur, serta perwakilan organisasi otonom lainnya seperti IMM dan Hizbul Wathan.
Rangkaian acara dimulai dengan penampilan hadrah dari LKSA Nuuru Syamsi Bungkal yang disusul dengan tarian Dugderan oleh siswa SD Muhammadiyah Terpadu. Nuansa edukatif semakin kuat dengan stadium general bertema “Inklusi Pendidikan untuk Semua: Mewujudkan Sekolah yang Ramah dan Setara” yang disampaikan oleh Dr Bambang Wahrudin MPd, Materi tersebut mengajak seluruh elemen pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang adil, nyaman, dan menghargai keberagaman siswa.
Momen haru terjadi saat siswa dari panti tunanetra tampil membawakan seni karawitan, yang disusul dengan atraksi kesenian Reog khas Ponorogo. Parade maskot sekolah dari berbagai jenjang pun turut menambah semarak acara.
Pembukaan resmi ditandai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Sang Surya, serta Mars IPM.
Ketua Umum PD IPM Ponorogo, Hilma Rofi M dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran acara ini. Dia juga mengungkapkan rasa harunya atas penampilan inspiratif dari siswa berkebutuhan khusus.
“Semoga semakin banyak karya pelajar Muhammadiyah yang lahir dan memberi dampak nyata bagi IPM serta sekolah-sekolah Muhammadiyah di Ponorogo,” tuturnya. Hilma menegaskan bahwa usia 64 tahun merupakan tonggak penting bagi IPM untuk terus berkembang menjadi organisasi pelajar yang progresif dan adaptif.
“IPM selama-lamanya,” ucapnya.
Acara dilanjutkan dengan pemotongan nasi tumpeng sebagai simbol syukur dan pembukaan resmi oleh perwakilan PDM, PDA, Rektor Umpo, serta Ketua PW IPM Jawa Timur.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan sejumlah penghargaan seperti IPM Kids Awards, IPM Awards untuk PR IPM Terinspiratif, PC IPM Terprogresif, Fortasi Terbaik tingkat SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, serta maskot terbaik dari masing-masing jenjang pendidikan.

Menjelang akhir acara, penampilan tari tradisional “Antrahing Jama” oleh siswa SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo (Muhipo) memukau penonton. Sebuah drama dari alumni PKM TM 2 PD IPM Ponorogo turut menjadi penutup yang sarat pesan, dan acara resmi ditutup dengan persembahan lagu dari SMA Muhammadiyah 3 Jetis.
Kemeriahan, semangat, serta nilai-nilai edukatif yang dikemas dalam acara ini menjadi bukti nyata bahwa pelajar Muhammadiyah di Ponorogo siap bergerak, tumbuh, dan memberi dampak positif bagi masa depan bangsa.



