Berita

Ketua PDA Ponorogo Bagikan Kiat-kiat Jadi Pemimpin di Kajian Leadership Ini

Liputan Rihan Dwidarmawati, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo

Semangat kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan mewarnai suasana Kajian Leadership di Pesantren Mahasiswa (Pesma) Al-Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo pada Ahad sore (13/7/25).

Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswi Gelombang 8 tersebut menghadirkan Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Ponorogo, Hj Titi Listyorini SH sebagai narasumber utama.

Mengusung tema “Kiat-Kiat Pemimpin”, kajian ini menjadi bagian dari program pembinaan karakter yang rutin digelar setiap pekan. Dalam paparannya, Hj. Titi menegaskan bahwa kepemimpinan bukan semata soal jabatan, melainkan tentang tanggung jawab moral, keteladanan pribadi, dan landasan spiritual yang kuat.

“Pemimpin sejati tidak hanya berada di depan memberi arah, tetapi juga mampu hadir di tengah memberi rasa, dan di belakang memberi dorongan,” ungkapnya penuh makna.

Model Kepemimpinan Perempuan ala Aisyiyah

Hj Titi memaparkan tiga model kepemimpinan khas yang dikembangkan oleh Aisyiyah, yakni:

1. Kolektif Kolegial
Menjunjung tinggi prinsip musyawarah dan kebersamaan dalam setiap pengambilan keputusan.

2. Transformatif
Mendorong perubahan yang mencerahkan bagi masyarakat.

3. Profetik
Meneladani sifat-sifat kenabian: shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), dan fathonah (cerdas).

Dia menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan dalam Islam merupakan amanah besar yang tak hanya dipertanggungjawabkan di hadapan manusia, tetapi juga di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, semangat amar ma’ruf nahi munkar dan iman billah harus menjadi ruh utama dalam setiap langkah seorang pemimpin perempuan.

Suasana Kajian Leadership di Pesma Al Manar Umpo, Ahad (13/7/25).

Menjadi Pemimpin Qur’ani

Mengutip QS. Ali Imran ayat 159, Hj Titi mengajak para mahasiswi untuk meneladani karakter Rasulullah SAW: lemah lembut, pemaaf, bermusyawarah, dan bertawakal kepada Allah. Nilai-nilai ini, menurutnya, adalah fondasi penting dalam membangun kepemimpinan yang tidak hanya kuat, tetapi juga diridhai Ilahi.

Kajian ditutup dengan pesan inspiratif yang menggugah semangat, yakni:

“Kepemimpinan adalah proses pengabdian. Jadilah pemimpin yang tidak hanya ditakuti, tapi juga dicintai, karena kejujuranmu, kecerdasanmu, dan akhlakmu.”

Kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar Pesma Al-Manar dalam mencetak generasi pemimpin perempuan yang tangguh, berintegritas, dan membawa cahaya peradaban.

Related Articles

Back to top button