Ponorogo Jadi Tuan Rumah Acara Regional Meeting 2025, Begini Persiapannya
Begini Kemeriahan Musaf 2025 SMA Muhipo

Siswa Kelas X Saat Menampilkan Tembang Cublak-cublak Suweng di Halaman SMA Muhipo, Sabtu (17/5/25).
Liputan Jennyfa Rahma Latisya, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Suasana meriah menyelimuti halaman SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo (Muhipo) saat acara tahunan Muhipo Students Assessment Festival (Musaf) 2025 digelar Sabtu (17/5/25).
Di tengah semangat kompetisi dan kreativitas, satu penampilan yang mencuri perhatian datang dari panggung Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dengan mengusung tema “The Power of Collaboration: Students Partnerships for Positive Changes”, penampilan ini bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga sebuah pesan kuat tentang kerja sama dan pelestarian budaya.
Penampilan dari siswa kelas X membawa nuansa nostalgia yang menyegarkan. Dalam format drama musikal, mereka menghadirkan kearifan lokal lewat tembang dolanan seperti Jamuran, Sluku-sluku Bathok, dan Cublek-cublek Suweng. Lagu-lagu ini dibawakan dengan penuh semangat, memancing senyum bahkan tepuk tangan penonton yang larut dalam suasana masa kecil. Tak hanya itu, permainan tradisional seperti gobak sodor, bentengan, dan layang-layang juga turut diperagakan, seolah membawa kembali kejayaan permainan anak-anak Indonesia yang mulai tergeser oleh teknologi digital.
Fallah Yassar, siswa kelas X-6, mengaku bahwa persiapan mereka cukup singkat.
“Kami hanya punya waktu sekitar seminggu untuk latihan, dan kadang tidak kompak karena banyaknya penampil. Tapi kami tetap berusaha menampilkan yang terbaik,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penampilan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali budaya Indonesia yang mulai terlupakan.
Sementara itu, siswa kelas XI tak mau kalah. Mereka menampilkan drama bertema legenda “Lutung Kasarung” yang mengaduk-aduk emosi penonton. Kisah tentang Purbasari dan Purbararang dikemas dengan apik, lengkap dengan alur cerita yang kuat dan akting penuh penghayatan. Penonton dibuat gemas dengan kelicikan tokoh antagonis, dan ikut merasakan ketidakadilan yang dialami sang tokoh utama. Tak hanya menghibur, drama ini juga mengandung pesan moral tentang kejujuran, kesabaran, dan pentingnya hati yang tulus.
Penampilan P5 tahun ini menjadi bukti nyata bahwa siswa-siswi Muhipo tidak hanya berprestasi secara akademis, tapi juga punya kepedulian terhadap budaya dan karakter. Mereka mampu memadukan seni, nilai, dan kerja sama dalam satu panggung yang menggugah.

Antusiasme penonton tampak tak surut hingga acara usai. Sorak sorai dan tepuk tangan membuktikan bahwa semangat kolaborasi dan kecintaan terhadap budaya bisa menyatu dalam sebuah perayaan pendidikan yang menyenangkan. Musaf 2025 bukan sekadar festival, tapi juga cermin wajah generasi muda yang kreatif, tangguh, dan berkarakter.