
Semangat Berkurban dan Inovasi Gagasan Warnai Pengajian Rutin PRM Kutukulon
Liputan Salman, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Suasana kehangatan dan semangat kebersamaan menyelimuti kediaman Sadewo, tuan rumah Pengajian Rutin Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kutukulon, Sabtu (17/5/25).
Acara yang dihadiri jamaah lintas usia ini menghadirkan diskusi segar seputar makna qurban dan langkah inovatif dalam membangun komunitas. Tausyiah utama disampaikan oleh Faruq Ahmad Futtaqi, yang membedah ragam bentuk qurban dalam Islam, mulai dari Hadyu, Udhhiyah, Dam, hingga Aqiqah. Penjelasan ini mengingatkan kembali pentingnya pemahaman mendalam tentang tradisi berkurban yang kerap dijalankan umat Muslim.
Momen menarik muncul dari pandangan progresif Dr Zainudin MZ, Pimpinan Majelis Tarjih Jawa Timur sekaligus tokoh Lazismu Jatim. Ia mengusulkan qurban sapi dalam kategori Udhhiyah dapat dilakukan oleh satu keluarga tanpa batasan tujuh orang, berbeda dengan pendapat fikih tradisional. Pandangan ini membuka ruang diskusi baru dalam praktik keagamaan yang dinamis dan kontekstual.
Zainudin juga membahas tafsir baru terkait larangan memotong kuku dan rambut menjelang bulan Dzulhijjah. Ia menjelaskan bahwa hadits yang menyebut larangan tersebut sebenarnya merujuk pada hewan qurban, bukan manusia, dengan alasan ilmiah bahwa pemotongan dapat menyebabkan stres pada hewan sebelum penyembelihan.
Ketua PRM Kutukulon, Amirudin Latif, turut mengingatkan jamaah untuk menghidupkan semangat berkurban melalui kebiasaan menabung.
“Dengan menyisihkan Rp10.000 per hari, dalam setahun terkumpul Rp3,6 juta—cukup untuk berqurban seekor kambing,” ujarnya optimis.

Selain penguatan pemahaman agama, acara juga membahas pembentukan komunitas Gowes PRM Kutukulon serta mekanisme baru dalam proses pemberian rekomendasi untuk masuk ke Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Kini, rekomendasi akan melalui Ketua Pemuda Muhammadiyah untuk ikhwan dan Nasyiatul Aisyiyah untuk akhwat, sebagai bentuk peningkatan koordinasi dan tata kelola organisasi.
Pengajian rutin PRM Kutukulon bukan hanya sekadar ajang menambah ilmu, tapi juga momentum memperkuat ukhuwah dan merumuskan visi bersama. Semangat berkurban, inovasi, dan kolaborasi menjadi napas baru dalam menyongsong tantangan dan peluang masa depan.



