
Pesma Al Manar Gelombang 6 Resmi Ditutup, Mahasantri Siap Jadi Agen Perubahan
Penulis Rihan Dwi Darmawati, Kontributor Media Center Muhammadiyah
Dalam suasana gerimis yang syahdu, Program Pesantren Mahasiswa (Pesma) Al Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) Gelombang 6 resmi ditutup, Ahad (11/5/25).
Penutupan ini menjadi momen penting yang menandai berakhirnya masa pembinaan sekaligus awal dari perjalanan baru sebagai insan pembelajar yang siap mengabdi kepada masyarakat. Acara berlangsung hangat dengan kesan mendalam dari para peserta. Salah satu perwakilan mahasantri mengungkapkan rasa syukur atas transformasi spiritual dan intelektual yang mereka alami selama satu bulan mengikuti program.
“Pesma menjadi titik balik kehidupan kami, mengubah cara pandang, mendekatkan kami pada nilai-nilai keislaman, dan membentuk pribadi yang lebih baik,” ungkapnya penuh haru.
Kepala Divisi Pengkaderan dan Pesantren Mahasiswa (PPM), Dr Nurul Abidin Lc MEd dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai yang telah ditanamkan selama program berlangsung. Dia mengangkat sosok sahabat Nabi, Abudzar Al-Ghifari, sebagai inspirasi keteladanan dalam keberanian menyuarakan kebenaran dan integritas.
“Jadilah Abudzar Al-Ghifari masa kini. Setelah mengikuti pesantren Rasulullah, ia berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan turut memperbaiki masyarakatnya,” tegasnya.
Nurul Abidin juga mengingatkan bahwa Pesma bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan yang sebenarnya.
“Nilai-nilai adab, tanggung jawab sosial, dan kedekatan dengan Al-Qur’an harus terus menyala dalam diri kalian. Kini saatnya menjadi pembawa perubahan dan tetap menjaga silaturahim sebagai insan yang bermanfaat,” lanjutnya.
Penutupan resmi dilakukan oleh Kepala Badan Pengembangan Pembinaan dan Pengkaderan Dakwah Islam (BP3DI), Dr Sri Susanti MA. Dalam sambutannya, dia mengibaratkan proses Pesma seperti perjalanan ibadah haji yang melelahkan namun meninggalkan jejak spiritual yang mendalam.
“Kelak, datanglah kembali bukan sebagai santri, tapi sebagai pembimbing. Bawalah adab dan tebarkan manfaat,” pesannya penuh makna.
Sri Susanti menegaskan bahwa keberhasilan Pesma tidak hanya dilihat dari seberapa banyak hafalan, namun dari akhlak yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
“Adab adalah inti dari ilmu. Islam membimbing manusia dari bangun tidur hingga tidur kembali. Maka, jadilah insan yang membawa Islam dalam laku kehidupan,” tandasnya.
Acara ditutup dengan doa dan harapan agar seluruh peserta dapat menjaga semangat kebaikan serta menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing, membawa cahaya Islam dan nilai-nilai luhur ke tengah masyarakat.



