Berita

24 Amil Lazismu Ponorogo lkuti Baitul Arqom

Liputan Miftahul Rahman, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo

Lazismu Ponorogo bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PDM Ponorogo menggelar kegiatan Baitul Arqom dengan konsep Amil Camp, Jumat–Sabtu (28–29/11/25) di Villa Sri Kembang, Ngebel.

Mengusung tema “Bangun Chemistry, Ciptakan Legacy, Bergerak dalam Kolaborasi”, kegiatan ini menghadirkan suasana belajar yang lebih santai namun tetap sarat dengan penguatan ideologis khas Muhammadiyah.

Sebanyak 24 amil Lazismu Ponorogo mengikuti rangkaian aktivitas yang dikemas lebih dinamis, menyenangkan, dan mendorong kebersamaan. Format yang biasanya identik dengan suasana formal diubah menjadi lebih komunikatif tanpa menghilangkan substansi pengkaderan. Didukung udara sejuk dan pemandangan alam kawasan Ngebel, kegiatan ini memberikan pengalaman belajar yang lebih hidup, dialogis, dan mempererat hubungan antaramil.

Kepala Kantor Lazizmu Ponorogo, Sigit Hariyanto, ME, dalam sambutannya menegaskan pentingnya membangun kekuatan kolektif dalam pelayanan umat.

“Chemistry dalam melayani umat adalah bagian dari menerima warisan Ki Haji Ahmad Dahlan,” ujarnya.

Legacy, lanjutnya, berarti mewariskan hal-hal baik, dan kolaborasi adalah cara kita menjaga kredibilitas Lazismu agar masyarakat terus percaya. Meski dikemas santai, kegiatan ini tetap serius maka silakan diikuti dengan sebaik-baiknya.

Sekretaris MPKSDI PDM Ponorogo, Abdul Rhosyid, SE, turut memberikan refleksi mengenai perkembangan Lazismu dari masa ke masa. Ia menyebut bahwa pada 2011 staf Lazismu masih merintis dengan wilayah kerja yang belum jelas dan sistem yang masih dibangun, namun kini telah berkembang lebih tertata.

Ia menekankan bahwa Baitul Arqom kali ini disusun berdasarkan analisis kebutuhan kader, bersifat suplemen, dan menjadi momentum pelantikan serta penyegaran ideologi Muhammadiyah. Mengutip pesan spiritual dari QS Al-Baqarah ayat 214, ia menegaskan bahwa perjuangan dakwah selalu beriringan dengan ujian dan keteguhan.

“Baitul Arqom berlaku bagi seluruh pimpinan. Muara perjuangan Muhammadiyah adalah mencari ridha Allah melalui amal usaha,” ungkapnya.

Bermuhammadiyah, sambungnya, harus melihat 15–20 tahun ke depan. Bekerja di AUM bukan sekadar nominal, tetapi bagaimana memberikan impact bagi sesama.

Melalui Amil Camp Baitul Arqom ini, Lazismu Ponorogo berharap lahir kekompakan yang lebih kuat, terbangunnya warisan nilai yang lebih bermakna, serta percepatan gerakan kolaboratif yang dapat menghadirkan kebermanfaatan lebih luas bagi masyarakat. Dengan perpaduan suasana alam, refleksi ideologis, dan aktivitas kebersamaan, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperteguh visi dakwah sosial Muhammadiyah di Ponorogo.

Related Articles

Back to top button