Penulis Abdul Roshid, SE., Sekretaris MPKSDI PDM Ponorogo
Dalam upaya meneguhkan gerakan kaderisasi yang adaptif terhadap perkembangan zaman, MPKSDI Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo terus berinovasi melalui penerapan model multi level mentoring sebagai bentuk transformasi kaderisasi non formal.
Model ini menjadi wadah baru bagi kader muda Muhammadiyah untuk tumbuh dan berkembang secara berjenjang, terarah, serta berkelanjutan. Kegiatan ini dirancang bukan sekadar forum pembinaan rutin, tetapi juga sebagai ruang persuasif dan inspiratif untuk menumbuhkan kembali spirit bermuhammadiyah di kalangan generasi muda. Melalui pendekatan mentoring yang hangat, peserta tidak hanya dibimbing dalam aspek ideologis dan keislaman, tetapi juga dimotivasi untuk memperkuat karakter, kepemimpinan, dan semangat pengabdian.
Program multi level mentoring ini menghubungkan kader senior, madya, dan muda dalam jejaring pembinaan yang saling menguatkan. Setiap level memiliki peran strategis: kader senior sebagai mentor, kader madya sebagai fasilitator, dan kader muda sebagai peserta yang aktif belajar serta berproses. Pola berjenjang ini menciptakan rantai kaderisasi yang hidup, memastikan nilai-nilai Muhammadiyah terus diwariskan dengan relevan terhadap konteks zaman.
Selain menanamkan nilai-nilai ideologis, kegiatan ini juga diorientasikan pada pendampingan akademik dan pengembangan keterampilan. Para kader didorong untuk menyiapkan kompetensi profesional sesuai bidang masing-masing, baik dalam dunia pendidikan, kesehatan, maupun sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, proses kaderisasi ini tidak hanya menghasilkan kader yang militan secara ideologis, tetapi juga unggul secara intelektual dan siap menjemput masa depan.
Melalui model multi level mentoring ini, Muhammadiyah menegaskan komitmennya untuk terus bertransformasi dalam menyiapkan kader berkemajuan, kader yang memiliki integritas, kecakapan, dan semangat dakwah yang mencerahkan, sesuai dengan semangat Islam Berkemajuan.
