
Getar Puisi Nhadira Thafana, Saat Kata Menyentuh Hati
Liputan Miftahul Rahman, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Ada getar lembut yang tak hanya terdengar dari mikrofon, tetapi juga menggema hingga ke relung hati para penonton. Getar itu lahir dari suara Nhadira Thafana, siswi MI Muhammadiyah 1 Simo (MIM Mutiara) Ponorogo, saat tampil memukau dalam ajang Matsatipo Competition 8 di MTs Negeri 3 Ponorogo, Ahad (19/10/25).
Dalam penampilan yang sarat emosi itu, Nhadira bukan sekadar membaca puisi, dia menjiwainya. Setiap bait mengalir hidup, mengundang decak kagum dan keheningan penuh makna di antara hadirin. Dari keberanian dan penghayatan itu, lahirlah prestasi gemilang, Juara Harapan 2 Lomba Membaca Puisi. Sebuah hasil yang tak hanya tertulis di lembar pengumuman, tetapi juga terpatri di hati mereka yang menyaksikan.
Guru pembimbingnya, Fatma Febriasari, S.Pd, tak dapat menyembunyikan rasa bangga dan harunya.
“Apapun hasilnya, semangat dan keberanian Mbak Thata untuk berkarya adalah hal terpenting. Tetaplah menjadi pengeja kata yang menginspirasi,” ujarnya.
Fatma menyebut, puisi sejatinya bukan tentang menang atau kalah, melainkan tentang keberanian merangkai makna dari setiap denyut kehidupan.
“Biarlah kata-kata menjadi saksi atas keberanian kita untuk bermimpi dan menyuarakannya,” imbuhnya.
Sementara itu, Nhadira Thafana mengaku sangat bersyukur atas pengalaman berharga ini.
“Rasanya luar biasa bisa tampil dan mengekspresikan diri lewat puisi. Apalagi saat tahu orang lain bisa ikut merasakan emosi yang saya sampaikan,” tuturnya
Nhadira berharap, pengalaman ini menjadi awal dari perjalanan panjangnya dalam dunia sastra.
“Semoga dari hal kecil ini, saya bisa terus belajar dan menghasilkan karya yang lebih baik lagi,” pungkasnya.
Kemenangan ini bukan hanya milik Nhadira semata, tetapi juga milik seluruh keluarga besar MIM Mutiara, tempat di mana mimpi, keberanian, dan cinta terhadap kata tumbuh bersama. Dari selembar puisi, lahirlah semangat besar untuk terus berkarya dan menginspirasi.



