
Memaknai Tradisi Makan Muluk dalam Peringatan Maulid Nabi di Madin As-Salam
Liputan Katiyah, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Madrasah Diniyah (Madin) As-Salam Gombang Slahung menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan penuh khidmat dan kebersamaan bertempat di aula gedung yang diikuti oleh santri serta guru pada Kamis (11/09/25).
Rangkaian acara dimulai dengan sholat Ashar berjamaah. Selepas sholat, acara dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Rudianto. Dalam ceramahnya, beliau mengulas tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus mengingatkan santri agar selalu meneladani akhlak mulia Rasulullah.
Perayaan Maulid Nabi menjadi momentum untuk mengingat dan meneladani Nabi Muhammad SAW yang merupakan sosok yang sangat dihormati oleh umat Islam.
Tradisi memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh Wali Songo, para wali yang menyebarkan Islam di Indonesia. Mereka ingin agar umat Islam di Indonesia memiliki rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
“Peringatan Maulud Nabi menjadi momentum bagi kita umat islam untuk kembali meneguhkan kecintaan kepada Nabi. Sebagai umat islam sudah seharusnya kita meneladani akhlak mulia Rasullah.”pesannya.
Nilai-nilai akhlak Nabi yang perlu diteladani diantaranya:
- Siddiq/ Jujur, berkata benar, dan tidak berbohong. Kita perlu membiasakan diri untuk selalu jujur dalam perkataan dan perbuatan, serta menjaga kebenaran.
- Amanah/ Dapat di percaya dan bertanggung jawab atas segala titipan atau kepercayaan yang diberikan. Melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab, sehingga mendapat kepercayaan lebih besar.
- Fathonah/ Cerdas dan pandai. Menggunakan kecerdasan yang dianugerahkan Allah SWT untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, bukan untuk pamer atau hal negatif.
- Tabliq/ Menyampaikan segala wahyu dan ajaran Allah kepada umatnya dengan jujur dan jelas. Dengan menyampaikan kebaikan kepada orang lain, kita akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukan kebaikan itu sendiri.
- Tawadlu/ Rendah hati, tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain berdasarkan status sosialnya. Bersikap rendah hati, menghargai semua orang tanpa membeda-bedakan, dan tidak menyombongkan diri saat berada di posisi yang lebih tinggi.
Ustadz Rudi juga menekankan pentingnya rasa syukur atas keberkahan hidup yang Allah limpahkan melalui perjuangan Nabi.
Kemeriahan acara semakin terasa dengan penampilan santri grup hadrah Madin As-Salam yang membawakan sholawat dan lagu-lagu Islami, menghidupkan suasana dengan lantunan yang menggugah hati.
Sebagai puncak kebersamaan, seluruh santri mengikuti syukuran dengan tradisi makan muluk, yaitu makan menggunakan tangan tanpa sendok dan ini juga merupakan salah satu sunnah ( ajaran ) Nabi Muhammad SAW, yang menganjurkan untuk makan dengan tangan kanan dan menggunakan tiga jari. Tradisi ini bukan hanya kebiasaan budaya, tetapi juga bagian dari adab makan dalam Islam yang memiliki nilai ibadah, karena larangan makan dengan tangan kiri disamakan dengan perbuatan setan.
Meski tidak semua santri bisa hadir namun kemeriahan dan suasana hangat penuh kekeluargaan tampak dari deretan santri yang duduk berjajar menikmati hidangan. Acara ditutup sekitar pukul 17.00 WIB dengan penuh rasa syukur dan doa agar peringatan Maulid Nabi ini membawa keberkahan bagi santri guru serta masyarakat di lingkungan madin As Salam Gombang.



