Rakor Bulanan Kwarda HW Ponorogo: Fokus Penguatan Komunikasi dan Kaderisasi
Raker SMPM 2 Ponorogo Bahas Inovasi dan Penguatan Sekolah Inklusi

Kepala SMPM 2 Ponorogo, Indah Sulistyowati SPd Saat Menyampaikan Sambutan dalam Raker Penuyunan dan Penetapan Proker, Sabtu (5/7/25).
Liputan Ismini, TMC Muhammadiyah Ponorogo
SMP Muhammadiyah (SMPM) 2 Ponorogo menggelar Rapat Penyusunan dan Penetapan Program Kerja Tahun Ajaran 2025/2026, Sabtu (4/7/25) di Aula sekolah.
Kegiatan ini diikuti oleh kepala sekolah, seluruh guru, serta shadow teacher sebagai bagian dari komitmen sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, termasuk bagi siswa berkebutuhan khusus.
Kepala SMPM 2 Ponorogo, Indah Sulistyowati SPd dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta rapat yang hadir di tengah masa liburan. Dia menjelaskan bahwa rapat yang awalnya direncanakan berlangsung selama dua hari, dipadatkan menjadi satu hari penuh demi efektivitas waktu.
“Raker ini tidak hanya membahas program para Waka, tetapi juga memberikan ruang bagi semua guru untuk menyampaikan ide, usulan, dan masukan demi kemajuan sekolah kita bersama,” ujarnya.
Tak hanya itu, Indah juga memaparkan hasil workshop deep learning yang baru-baru ini diikutinya bersama Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Dia menegaskan pentingnya keberanian sekolah Muhammadiyah untuk tampil berbeda agar lebih dikenal masyarakat luas.
“Alhamdulillah, tahun ini jumlah siswa baru meningkat hampir 100 persen dibanding tahun lalu. Salah satu faktornya adalah keberanian kita mengambil langkah berbeda, termasuk dengan membuka program sekolah inklusi,” imbuhnya.
Rapat dilanjutkan dengan pemaparan program kerja oleh masing-masing Wakil Kepala Sekolah, koordinator mata pelajaran, guru pembimbing khusus, dan shadow teacher. Suasana berlangsung serius namun tetap santai, menciptakan atmosfer diskusi yang terbuka dan produktif.

Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah usulan dari Koordinator Shadow Teacher, Avita Diah Ayu Atalia. Dia mengusulkan pengadaan alat-alat pendukung motorik kasar seperti samsak, matras, squishy, dan bola sebagai bentuk dukungan konkret terhadap siswa berkebutuhan khusus.
“Saya pikir itu sangat dibutuhkan, mengingat siswa yang saya dampingi memerlukan alat bantu untuk melatih kemampuan motoriknya,” terangnya.
Guru Pembimbing Khusus SMPM 2 Ponorogo, Adilah Endah Putriyani SPd menyambut baik gagasan tersebut dan menegaskan pentingnya pemberian hak belajar yang setara bagi semua siswa.
“Semua anak berhak mendapatkan pendidikan dengan pendekatan yang sesuai kebutuhannya masing-masing,” ungkapnya.
Usulan ini, lanjutnya, tentu akan sangat membantu dan insya Allah akan kami wujudkan secara bertahap.
Dengan semangat kolaboratif dan inovatif yang ditunjukkan dalam rapat kerja ini, SMPM 2 Ponorogo semakin meneguhkan posisinya sebagai sekolah yang ramah terhadap keberagaman dan inklusif dalam pelayanan pendidikan.