Kepemimpinan dan Tanggung Jawabnya

 Kepemimpinan dan Tanggung Jawabnya

Penulis: Khoirurrosyidin, S.I.P., M.Si.
Ketua Lembaga Hikmah dan Keijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إنَّ الْحَمْدَ ِلله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيٍّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهْ، وَمَنْ يَضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهْ، أَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهْ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لَانَبِيَّ بَعْدَهْ. أما بعد.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul melaksanakan sholat tarawih di tempat mulia ini. Shalawat serta salam seemoga tetap terlimphkan kepadaa junjungan  kita Nabi Muhammad SAW  yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam seperti sekrang ini.

Saat ini bangsa Indonesia sedang dihadapkan pada beberapa masalah kepemimpinan yang mana sebagian pemimpin kita  tidak memiliki keahlian maupun kapasitas atau kompetensi yang sesuai dengan yang dibutuhkkan oleh negara,  melainkan hanya sekadar politik balas budi sehingga melahirkan  permasalan baru. Contohnya banyak artis  yang dijadikan wakil menteri atau Stafsus presiden sedangkan jabatan jabatan itu layak dipegang para professional ataupun para akademisi. Rakyat mempertanyakan  posisi dan kemaampuan mereka karena kehadiran mereka memiliki konsekuensi terhadap pengeluaran negara sedangkan negara sedang menggaungkan  efisiensi semua lini sungguh ini menjadi sebuah kontradiksi.

Menurut Max Weber, dia menyampaikan perlu adanya Merit System yaitu sistem rekrutmen antara pengangkatan pegawai yang didasarkan pada prinsip kemampuan teknis atau mutu di mana seseorang yang akan diangkat sebagai staff/pegawai harus mempunyai kapasitas seperti yang dibutuhkan oleh jenis pekerjaan tertentu dan orang tersebut digaji sesuai dengan kemampuanya.

Kita baru saja disuguhi dengan kontroversi banyak pemimpin yang terjebak pada perbuatan korupsi. Korupsi menjadi tontonan publik setiap hari kita baru saja dikejutkan dengan adanya korupsi timahnya yang merugikan negara ratusan triliun dan baru saja yang terjadi masyarakat disuguhi drama korupsi Petamina yang hampir menyentuh angka 1000 Triliun sungguh miris deengn kondisi ini.

Tanggung jawaab pemimpin  tidak hanya di dunia tapi juga akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat, maka sudah seharusnya pemimpin harus mampu melaksanakan jabatanya  secara amanah dan penuh tanggung jawab.

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ اْلْ ِمَامُ ر

Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya (H.R. Bukhori).

Di dalam Islam Pemimpin dan kepemimpinan telah diatur sedemikian rupa karakter yang harus dimiliki dalam sebuah kepemimpinan adalah: Pertama, Shidiq (jujur). Seorang pemimpin wajib berlaku jujur dalam melaksanakan tugasnya. Jujur dalam arti luas. Tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ngada, tidak bekhianat, serta tidak pernah ingkar janji dan lain sebagainya. Mengapa harus jujur? Karena berbagai tindakan tidak jujur selain merupakan perbuatan yang jelas-jelas berdosa, jika biasa dilakukan, juga akan mewarnai dan berpengaruh negatif kepada kehidupan pribadi dan keluarga pemimpin itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan tindakan yang seperti itu akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.

Pemimpin harus mempunyai keahlian di bidangnya, pemberian tugas atau wewenang kepada yang tidak berkompeten akan mengakibatkan rusaknya pekerjaan bahkan organisasi yang menaunginya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. “Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah masa kehancurannya”. (HR. Bukhori dan Muslim).

Dalam Islam, pemimpin terbaik sepanjang masa ialah Nabi Muhammad SAW. Sebagai utusan Allah SWT, beliau menjadi suri tauladan sekaligus sosok panutan memimpin umat.
Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa ayat 59,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Semoga pemmpin-pemmpin kita selaalu dijaga dilindungi dan dijauhkan dari perilaku meyimpang, perlaku yang  tidak amaanah, dan semoga  Allah selalu membimbing langkah langkah mereka.

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

Klik download materi PDF

Editor Abdul Ghoni M. || Publish Nano

Related post