Drs Abidin Cahyono: Jangan Tanggung-tanggung Jadi Guru di Muhammadiyah
Liputan Ismini, TMC Muhammadiyah Ponorogo
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo menggelar Pembinaan dan Pembagian Insentif GTK non-Sertifikasi Tahap 2 untuk sekolah dan madrasah Muhammadiyah se-Ponorogo di SMA Muhipo, Selasa (7/1/25).
Hadir dalam acara, Wakil Ketua PDM Ponorogo Drs Abidin Cahyono MSi, Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Ponorogo Suyoto MA, dan Kepala SMA Muhipo Sugeng Riyadi MPd.
Drs Abidin dalam sambutannya mengatakan ada 800 guru maupun tenaga kependidikan yang mendapat insentif sejumlah Rp. 1.200.000 dari PDM Ponorogo.
“Selama ini Muhammadiyah Ponorogo belum bisa memberikan apa-apa kepada para pengajar Muhammadiyah,” ujarnya.
Dia berharap dengan adanya insentif tersebut bisa menambah keikhlasan para guru maupun tenaga kependidikan dalam mengabdi di Muhammadiyah. Menurutnya, orang-orang yang saat ini bekerja di sekolah-sekolah Muhammadiyah perlu meluruskan niat agar apa yang dilakukannya tidak sia-sia untuk Muhammadiyah.
Memperoleh Tiga Hal di Sekolah Muhammadiyah
Penjelasan Abidin tersebut berangkat dari sebuah pertanyaan yang dia ajukan kepada salah satu guru yang hadir tentang apa saja yang telah didapat para guru selama di sekolah Muhammadiyah. Alfrin, Guru MIM 1 Simo lalu mengangkat tangan dan menyampaikan tiga hal yang diperolehnya, yakni amal jariyah, pertemanan atau relasi, dan uang.
Abidin menyetujui jawaban dari Alfrin tersebut, dimana dia menjadikan uang sebagai urutan ketiga setelah amal jariyah dan pertemanan, karena menurutnya konsep dalam mengabdi di Muhammadiyah adalah mengabdi dan mengabdi dengan tulus ikhlas seikhlas-ikhlasnya karena Allah SWT.
“Jangan tanggung-tanggung menjadi guru di Muhammadiyah,” tandasnya.
Abidin pun memperkuat argumennya dengan menyebut Surat Al-Isra’ ayat 18 yang berarti:
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahanam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir”
Di akhir Abidin menutup sambutannya dengan menyatakan bahwa berjuang di Muhammadiyah itu mengurusi agama Allah, maka selama ikhlas menjalani, rezekipun akan datang menghampiri.
“Urusan rezeki itu urusan Allah yang penting kita mengatur pola hidup sesuai standarna,” pungkasnya.