19 Siswa MIM 3 Prima Ngunut Ikuti Asesmen
Liputan Ika Efid Hermawati, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Asesmen siswa baru MI Muhammadiyah (MIM) 3 Prima Ngunut Ponorogo digelar Kamis (11/7/24).
Kepala MIM 3 Prima Heru SPdI mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kematangan dan kesiapan calon peserta didik baru untuk memasuki madrasah.
“Jadi ini bukan tes kecerdasan namun lebih ke karakter dan mengetahui kondisi siswa, ” ujarnya.
Menurut Heru dengan asesmen ini guru MIM 3 Prima bisa memiliki gambaran umum tentang kondisi siswa.
Kegiatan dibagi menjadi dua gelombang dengan total 19 siswa. Gelombang pertama dimulai pukul 08.00-09.30 sedangkan gelombang kedua 09.30-11.00.
“Kami sediakan coffe break juga agar acara bisa lebih santai, sambil menunggu antrian orang tua kami minta untuk mengisi angket kondisi siswa,” imbuhnya.
Wali kelas 1 Dina Yuliana SPd mengaku asesmen siswa bersama orang tua yang dilakukan MIM 3 Prima ini sangat bermanfaat.
“Tentunya orang tua banyak sharing tentang putra-putrinya dan itu bisa menjadi bahan dan data kami untuk menentukan langkah pembelajaran ke depannya,” ucapnya.
Acara berjalan lancar dipandu Dina Yuliana, SPd bersama Nurhidayati SPd dan Yulia Fahriani SPdI sebagai pewawancara. Siswa juga sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan baru.
“Anak saya sampai tidak mau pulang karena sudah mulai nyaman bermain dengan teman baru di sekolah barunya,” ungkap Diana Evi Agustin, saah satu wali siswa baru.
Kegiatan ini didukung pula Dwi Ayu Latifah SPsi Manager Operasional Anima Consulting, menurutnya sesuai dengan aturan pemerintah, siswa kelas satu tidak diperbolehkan melakukan tes baca tulis dan berhitung, namun hendaknya memrediksi kematangan dan kesiapan diri untuk memasuki SD dengan asesmen observasi melalui obrolan atau pemberian stimulus permainan yang sesuai tahap perkembangan usianya.
Saran serupa juga disampaikan Dwi Siluk Maharani SPsi, dia berharap MIM 3 Prima bisa melakukan sharing rutin bersama wali murid terkait perkembangan anak-anak.
“Ini penting karena banyak anak memiliki gangguan fokus atau tidak konsentrasi belajar akibat pengaruh gadget,” pungkasnya.