Mengenal Dua Figur Muda Muhammadiyah: Kader Perlu disiapkan Bukan dibiarkan

 Mengenal Dua Figur Muda Muhammadiyah: Kader Perlu disiapkan Bukan dibiarkan

Agus Budi (kiri) bersama Wasis (kanan) saat berbincang dengan penulis (tengah).

Penulis : Abdul Rhosid

“Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Al-Bukhari)

Hadits tersebut adalah gambaran yang semestinya dilakukan suatu lembaga atau bisnis yang ingin berkembang baik. Berbicara masalah bisnis, saya memiliki dua kawan yang patut menjadi figur kader Muhammadiyah.

Pertama, Agus Budi panggilan akrabnya, seorang kawan yang saat ini diamanahi menjadi Direktur PT. Surya Berkah Utama. Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha retail, AMDK, Jasa Laundry, dan lain sebagainya.

Usianya masih sangat muda, kehidupannya dari masa remaja pun berjalan beriringan dengan iklim para pejuang. Agus memulai karir sejak lulus S1 Manajemen, dia dipercaya untuk melanjutkan unit usaha yang belum kuat secara keuangan, bahkan bisa dikatakan hampir tutup, namun berkat kegigihan, kejujuran dan pikiran terbukanya, usaha tersebut mampu bertahan dan menunjukkan hasil yang positif, nampak dari pertambahan aset unit usaha tersebut.

Kedua, Wasis namanya. Saya menganggapnya seorang figur muda yang langka. Insting bisnisnya di luar kotak pikiran anak muda pada umumnya. Pendiri sekaligus pemilik dari CV. Pandawa Jaya ini menekuni bisnis sejak remaja, untuk unit usaha yang ditekuni pun tak sedikit di bidang jasa dan perdagangan.

Jatuh bangun dalam urusan bisnis menjadi hal yang sudah biasa dialami. Berkat kesabaran, keuletan dan ide-ide bisnisnya, dia mampu survive. Hal ini terbukti, ketika saya mendekat atau kami sedang bersama, selalu banyak ide bisnis yang keluar, tinggal mau menjalankan atau tidak.

Kedua kawan saya tersebut adalah sosok Kader Muhammadiyah tulen, berproses dari awal sampai saat ini. Hasil yang dinikmati hari ini memiliki sejarah panjang penuh tahapan. Ini menandakan kader Muhammadiyah yang melalui tempan kaderisasi dan menjadi pemimpin atau pengusaha tentu menjadi enterpreneur profetik. Keprofetikan ini akan menyeimbangkan misi kegiatan bisnis dengan ibadah untuk keridhoanNya.

Banyaknya jumlah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang memiliki aktivitas dalam sektor kehidupan seharusnya membuat regenerasi kepemimpinan berjalan, ketika ada AUM yang memiliki kesulitan dalam hal itu maka perlu ditinjau ulang pengelolaannya. Gegap gempita dan uforia membangun AUM yang sudah menjamur dimana-mana harus diiringi dengan persiapan calon pemimpin ke depannya.

Ada potongan syari pada lagu Indonesia raya dalm alenia ketiga yang relevan dengan apa yang saat ini terjadi di Muhammadiyah.

“Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya”

Kalimat tersebut mengingatkan bahwa membangun jiwa raga menjadi penting untuk keberlangsungan bangsa. Muhammadiyah dengan visi panjangnya sudah seharusnya mulai berpikir untuk membangun sumber daya insani, sebab kader Muhammadiyah perlu disiapkan bukan dibiarkan.

Kedua figur tersebut menjadi bukti bahwa kader sangat mampu untuk melakukan kegiatan pengembangan unit usaha jika diberikan kesempatan, kepercayaan dan pembinaan. Masih banyak potensi kader-kader muda lainnya, dan mereka cukup mewakili betapa besar potensi kader-kader yang ada di Muhammadiyah.

Editor Ismini || Publish Nano

Related post