Tiga Isu Besar Muhammadiyah Ini Menuai Respon Positif

 Tiga Isu Besar Muhammadiyah Ini Menuai Respon Positif

Penulis : Abdul Rhosid

Muhammadiyah beberapa waktu ini menjadi bahan perbincangan masyarakat di dunia nyata maupun maya. Perbincangan tersebut bukan karena hal yang meresahkan, tetapi justru sesuatu yang membuat anggota dan simpatisan Muhammadiyah semakin cinta dan bangga.

Ada tiga topik besar yang kini menjadi isu hangat dan menarik diperbincangkan.

Pertama, adanya rencana kebijakan pemerintah untuk memberikan izin tambang bagi Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam, dengan tenang Muhammadiyah bersikap untuk tidak tergesa-gesa meresponnya.

Kedua, adanya surat edaran dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menarik dana dari Bank Syariah Indonesia kepada seluruh jejaring persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).

Ketiga, Mahasiswa-mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah yakni Universitas Muhammadiyah Maumere Nusa Tenggara Timur membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) menggunakan hasil bumi. Hal ini bersamaan dengan isu kenaikan biaya UKT di Perguruan Tinggi Negeri.

Ketiga topik pembahasan ini medapat respon positif yang luar biasa dari berbagai kalangan masyarakat. Sebab Muhammadiyah dianggap cukup dewasa dalam menghadapi persoalan umat dan kebangsaan. Fenomena kebaikan-kebaikan seperti inilah yang menambah semangat perjuangan di cabang dan ranting Muhammadiyah. Kader-kader semakin bangga dan percaya diri untuk menebar manfaat bagi sesama melalui persyarikatan Muhammadiyah.

Peran Muhammadiyah di berbagai lini kehidupan masyarakat yang sudah mengakar kuat tersebut bukan berarti tanpa masalah. Ada filosofi “semakin tinggi pohon maka akan semakin kecang angin menerpanya”, untuk mempertahankan kualitas dan dampak kebaikan dari Muhammadiyah tentu harus dipersiapkan kader-kader yang berperan sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna AUM. Memaknai AUM tidak bisa dibatasi dengan kegiatan kelembagaan yang bergerak dalam aktifitas pendidikan, kesehatan, ekonomi saja, namun harus dipahami dengan artian luas.

AUM bisa berbentuk kelembagaan, bisa juga komunitas-komunitas kebaikan yang dilakukan oleh anggota dan simpatisan Muhammadiyah. Misalnya, mengelola masjid, gotong royong membantu sesama, mengelola sampah agar tidak mencemari lingkungan, hal tersebut menjadi bagian dari AUM. Dari semua AUM tentu ada yang memiliki keterbatasan sumber daya insani maupun sumber daya keuangan. Maka peran kolaborasi antar AUM sangatlah penting, karena AUM memiliki potensi sumber daya insani dan keuangan yang harus memiliki kesadaran penuh untuk medukung agenda-agenda AUM lain yang masih dalam keterbatasan.

Contoh ilustrasi aksi nyata yang perlu dikembangkan seperti, AUM yang memiliki potensi sumber daya insani melakukan pemetaan karyawan untuk diwajibkan berpartisipasi aktif dalam kegiatan cabang dan ranting, jika memungkinkan bisa menjadi motor penggerak organisasi kader di tingkat cabang dan ranting. Sebaliknya, AUM yang memiliki sumber daya keuangan bisa mengalokasikan sebagian dananya untuk membantu dan mendukung kegiatan-kegiatan cabang dan ranting.

Dengan begitu maka tidak akan ada kesenjangan dalam gerakan nyata AUM dan dampak dari langkah-langkah kebaikan Muhammadiyah akan semakin luas dirasakan oleh masyarakat.

Editor Ismini || Publish Nano

Related post