Dua Siswa MIM 3 Prima Jadi Pembawa Acara di Pengajian Ahad Legi PCM Babadan
Rindu dari Mekah, Semoga Umpo Terlepas dari Jeratan Hegemoni
Penulis : Dr Jusuf Harsono MSi, Dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik FISIP Umpo
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki kedudukan istimewa dalam kesempurnaan agama Islam. Ibadah ini merupakan manifestasi dari kepasrahan dan penghambaan diri manusia kepada Rabb sang Pencipta. Momentum yang tepat untuk bertafakur, bersyukur, memantaskan diri di hadapan Allah SWT, serta siap bertransformasi menjadi hamba yang benar-benar bertaqwa.
Dalam ibadah haji, kita mengenal ihram, dimana dalam rukun tersebut manusia dituntut untuk menjaga penampilan tetap sederhana. Ini merupakan momen melepas semua hasrat dan sifat manusia yang melekat pada urusan keduniawian. Di sinilah, setiap hati akan bergetar menikmati langkah demi langkah ibadah yang sarat akan makna.
Pada proses transformasi diri ini, saya ingin menyampaikan salam rindu untuk Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) tercinta. Kampus nan sejuk dan penuh kekeluargaan yang di dalamnya dihuni
pemimpin-pemimpin dengan sifat asih pada bawahan serta adil pada kebijakan. Tumpuan harapan bagi jutaan wali mahasiswa di luar sana. Kampus yang dipenuhi cita-cita dan kebanggaan para alumni, dosen, karyawan dan semua yang pernah menempati.
Usiamu kini 38 tahun, tepat momentum pemilihan rektor 2024 yang menjadi turning point untuk terus melaju dan melesat mengejar ketertinggalan. Tentu bukan hal yang mudah mewujudkan harapan melepaskan diri dari hegemoni kekuasaan 20 tahun lamanya. Seperti kata Antonio Gramsci (1891–1937), kelompok dominan mengamankan kekuasaan melalui pengendalian budaya, ideologi dan institusi.
Pengendalian tersebut memiliki dampak yang signifikan dalam memahami dinamika masyarakat dan perubahan sosial. Bagi Gramsci, kelompok dominan akan mengamankan hegemoninya dengan memengaruhi dan mengendalikan kelompok-kelompok sosial. Menciptakan konsensus dan menekan masyarakat agar kepentingan dan nilai kelompok menjadi umum.
Melalui tulisan ini, saya terus melafalkan doa “La Ilaha illa anta subhanaka inni kuntum minadhdhalimin” Tiadalah Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menganiaya diri sendiri. Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula Wanikman Nasir wala haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim. Cukuplah Allah menjadi tempat diri bagi kami, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami. Semoga Allah SWT selalu membersamai usaha kita, agar Umpo terbebas dari jeratan hegemoni.