Prof Henry Subiyakto: Jurnalisme Tidak Boleh Hanya Mengungkap Fakta Saja
Prof Henry Subiyakto: Jurnalisme Tidak Boleh Hanya Mengungkap Fakta Saja
Liputan Dita Fitria Wati, TMC Muhammadiyah Ponorogo
“Jurnalisme Profetik Perspektif Islam Berkemajuan,” Itulah tema yang diangkat Majelis Pustaka Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Seminar Nasional dan Forum Group Discustion, Jumat (26/1/24).
Kegiatan yang menggandeng Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komunikasi Muhammadiyah Aisyiyah (APIK PTMA) tersebut berlangsung di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) diikuti 80 peserta baik dari kumpulan penulis Buku Jurnalisme Profetik , Dosen Ilmu Komunikasi, maupun aktivis.
Dalam kesempatan tersebut, Tampil sebagai narasumber Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, pakar komunikasi Unair Prof Henry Subiyakto, dan dekan FISIP Umpo Ayub Dwi Anggoro PhD.
Henry Subiyakto mengatakan perdebatan mengenai idealisme jurnalistik sebenarnya telah berlangsung sejak lama, yakni adanya ketidakadilan dan ketimpangan di dalam dunia jurnalistik.
“Apa yang seharusnya dilakukan oleh wartawan, benarkah wartawan harus membela yang lemah?” tanya Henry.
Untuk menjawab hal tersebut diperlukan nilai-nilai keislaman dalam jurnalisme, yakni kebenaran yang bersumber pada prinsip kenabian atau yang disebut dengan jurnalisme profetik.
“Jadi perlu adanya pengetahuan mana yang benar mana yang tidak, jurnalisme bukan hanya mengungkap fakta namun harus sesuai dengan amar ma’ruf nahi munkar,” tandasnya.
Anggota Dewan Pakar MPI PP Muhammadiyah itu lalu menyebutkan sebuah data dimana terdapat 212 juta wartawan di Indonesia yang memiliki peran dan wewenang masing-masing.
“Sekarang pun ada media yang paling banyak viewer dan pembacanya namun tidak punya wartawan, seperti facebook, youtube, dan lain-lain,” sambungnya.
Mereka memiliki kekuatan untuk memengaruhi banyak masa dan tidak jarang saat ini berita-berita yang menyimpang atau hoax mudah sekali tersebar.
Bahkan pikiran masyarakat, lanjutnya, hampir semua terkontaminasi dengan berita-berita hoax. Untuk itulah peran jurnalisme profetik menjadi sangat penting.
Editor Ismini/Nano