Jurnalistik Harus Menyampaikan Nilai-nilai Keislaman

Ayub Dwi Anggoro PhD (kiri) pemateri Seminar Nasional dan Forum Group Discustion
Jurnalistik Harus Menyampaikan Nilai-nilai Keislaman
Liputan Dita Fitria Wati, TMC Muhammadiyah Ponorogo.

Peminatan mahasiswa yang memilih jurnalistik sebagai salah satu kemampuan yang ingin digeluti pada pembelajaran dalam Perguruan Tinggi (PT) semakin menurun.
Hal tersebut tidak boleh disikapi sebagai sesuatu yang kemudian berpikiran bahwa jurnalisme mulai ditinggalkan oleh generasi muda untuk belajar.
“Jurnalime adalah bagian yang sangat penting,” ucap Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Ayub Dwi Anggoro PhD dalam Seminar Nasional dan Forum Group Discustion bertajuk “Jurnalisme Profetik Perspektif Islam Berkemajuan,” di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo), Jumat (26/1/24).
Saking pentingnya, di hadapan 80 peserta, dia menekankan bahwa jurnalistik harus dipertahankan dan di dalamnya harus menyampaikan nilai-nilai keislaman.
“Jika diihat dari data sumber informasi yang hari ini dikonsumsi oleh masyarakat, dulu masih menggunakan media cetak, sekarang media online yang paling populer digunakan,” terangnya.
Itu berarti, Peluang untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah (PTMA) memasukkan nilai -nilai profetik dalam jurnalistik semakin besar.
“Praktik jurnalistik profetik mengedepankan karakteristik kenabian, dan menyuarakan permasalahan besar di kalangan orang kecil,” tandasnya.
Jurnalisme ini, sambungnya, yang mendorong sifat-sifat kenabian seperti sidiq, amanah, tabligh dan fathanah.

Di akhir, Ayub berharap PTMA khususnya pengelola Ilmu Komunikasi dapat menumbuhkan nilai-nilai keislaman untuk mahasiswa.
“Karena itu menjadi tolok ukur yang penting dalam mengabdi kepada umat serta masyarakat,” pungkasnya.
Editor Ismini/Nano