Pojok Dakwah: Enam Tips Kelola Depresi Jadi Prestasi
Pojok Dakwah: Enam Tips Kelola Depresi Jadi Prestasi
Liputan Ismini, TMC Muhammadiyah Ponorogo
Stres itu tidak selalu negatif karena jika dikelola dengan baik akan memicu dan memacu prestasi, begitu sebaliknya jika tak dikelola dengan baik dan berkepanjangan bisa menjadi depresi.
Kalimat tersebut disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo, Drs Muh Syafrudin MA dalam Kajian (Pojok Dakwah) dengan tema “Mental Healt” yang digelar Mahasiswa Semester 5 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) di Eksportorium, Jumat (19/1/24).
Dalam kesempatan tersebut hadir pula Muhammad Iqdam Kholid atau yang biasa disapa Gus Iqdam dengan tema pembahasan yang sama yakni Kesehatan Mental bagi Generasi Z.
Menurut Syafrudin kesehatan mental sangat perlu dijaga karena jika tidak akan memberi dampak pada diri sendiri dan orang lain.
“Ketika Allah SWT memerintahkan kita untuk memelihara tubuh dan kita melampaui itu maka yang akan terjadi adalah ketimpangan bukan lagi keseimbangan,” ujarnya.
Begitulah mental kita, lanjutnya, maka kesehatannya mutlak harus dirawat dan apabila ada gejala maupun gangguan lainnya harus segera diobati.
Lelaki kelahiran 1963 itupun memaparkan usia generasi Z itu adalah usia dimana rasa ingin tahunya terhadap sesuatu sangat tinggi sehingga terkadang krisis identitas bisa saja terjadi.
“Di usia itu berpikir rasional juga belum maksimal, mentalnya pun belum stabil, maka menjadi lazim jika masa itu terkadang ada yang mengalami krisis identitas,” terangnya.
Management stres
Beberapa tips agar bisa mengelola stres dengan baik, di antaranya:
1. Membiasakan memilih yang benar walaupun sulit“
Jangan sampai ada pernyataan lebih baik menang walaupun bermasalah daripada kalah meskipun terhormat,” ungkapnya.
Karena keputusan apapun, sambungnya, selalu disertai konsekuensi.
“Untuk itu, pilihlah sesuatu yang benar meskipun terasa menyakitkan agar otak dan tubuh kita terbiasa dengan sesuatu yang baik,” ucapnya.
2. Menikmati dengan baik dan mensyukuri apa yang telah dimiliki.
“Penting untuk menggunakan rumus N = S yakni, nikmat sama dengan syukur dimana nikmat yang akan kamu peroleh sebanding dengan syukur yang kamu lakukan,” tandasnya.
3. Merubah cara pandang dari suka menerima menjadi suka memberi dan peduli.
4. Memadukan fikir dan zikir
“Selama ini kita selalu berkutat pada hal yg ilmiah saja, maka perlu untuk menjaga kesehatan mental agar bisa diikuti dengan yang kontemplatif (perenungan) sehingga hati kita mendapat asupan,” imbuhnya.
5. Membiasakan bekerja dalam Team Work
“Hal ini untuk mengurangi egosentris, yang apa-apa harus serba aku, maka dengan bekerja sama dalam sebuah organisasi maupun yang lainnya bisa tumbuh rasa saling peduli,” sambungnya.
6. Meninggalkan Kebiasaan Melalaikan Salat dan Menggantinya dengan Kebiasaan Baru Memperbaiki Salat.
Dia melanjutkan, jika keenam hal tersebut dilakukan maka Insyaallah akan terwujud mental yang sehat pda generasi milenial.
Hal senada disampaikan Gus Iqdam dalam kajiannya, menurutnya tantangan yang dihadapi generasi saat ini semakin berat.
“Generasi Z itu melakukan kebaikan sangat mudah dan melakukan kemaksiatan pun juga dimodali,” tandasnya.
Artinya, sambung dia, kita harus pintar menyelamatkan diri dengan cara menyibukkan diri dengan hal – hal yang positif.
Di akhir, Gus Iqdam pun mengutip perkataan emas Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berikut,
وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ
“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, Pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil” (Al Jawabul Kaafi hal 156).
Editor Nano