Achmad Zuhdi: Jangan Jadi Petugas Partai Lalu Melupakan Muhammadiyah

 Achmad Zuhdi: Jangan Jadi Petugas Partai Lalu Melupakan Muhammadiyah

Dr Achmad Zuhdi Saat Menyampaikan Materi dalam Sarasehan MTT PDM Ponorogo

Achmad Zuhdi: Jangan Jadi Petugas Partai Lalu Melupakan Muhammadiyah

Liputan : Dita Fitria Wati, TMC Muhammadiyah Ponorogo

Suasana Sarasehan MTT PDM Ponorogo

Muhammadiyah tidak ada hubungannya dengan partai politik, tetapi Muhammadiyah membolehkan kadernya masuk ke partai, maka jangan sampai jadi petugas partai lalu melupakan muhammadiyah, tetapi jadilah petugas Muhammadiyah dalam partai.

Kalimat tersebut disampaikan Dr Achmad Zuhdi DH M Fil I, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur saat menjadi narasumber dalam sarasehan bertajuk “Pandangan Tarjih Muhammadiyah terhadap Kontestasi Politik dan Memilih Pemimpin” di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo), Ahad (14/1/24).

Achmad Zuhdi dalam paparannya merujuk pada Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) yang mana menyebut Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau organisasi apapun.

“Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian yang harus selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai dengan nilai-nilai luruh agama dan moral yang utama,” terangnya.

Muhammadiyah, lanjutnya, senantiasa mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan politik dan fungsi kritik sesuai dengan prinsip amar makruf nahi munkar.

“Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota persyarikatan untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan sesuai hati nurani masing-masing,” imbuhnya.

Dosen Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir itupun menegaskan Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggung jawab, akhlak mulia, keteladanan, dan perdamaian.

“Muhammadiyah memperlakukan semua partai politik yang ada di Indonesia dengan perlakuan yang sama, serta selalu menjaga kedekatan yang sama dengan partai politik, sehingga tidak ada satu partai politik yang dianak-emaskan dan partai politik lain yang dianak-tirikan,” tandasnya.

Semua partai politik, sambungnya lagi, dirangkul dan didekati serta didakwahi agar tetap berada dalam koridor yang benar.

Menanggapi hal politik, Ahmad mengulas baik itu Pemilu, Pilpres, Pileg dan Pilkada, Muhammadiyah memberikan dorongan dan dukungan yang kuat kepada kader-kader yang mempunyai bakat, yang mempunyai keinginan dan minat untuk maju menjadi kader bangsa.

Dr Achmad Zuhdi Saat Menyampaikan Materi dalam Sarasehan MTT PDM Ponorogo

Menurutnya, keterlibatan secara proaktif kader, maupun simpatisan Muhammadiyah dalam pesta demokrasi tidak hanya dimaknai dalam urusan dukung-mendukung calon namun juga turut serta membantu jalannya Pemilu dengan baik.

“Oleh karena itu Muhammadiyah berpandangan bahwa berpolitik adalah bagian dakwah dan strategi bagaimana mengajak manusia agar bisa berada di jalan Tuhan, jalan Allah yang lurus dan jalan yang benar,” terangnya.

Dia lalu menambahkan tugas kader dan warga adalah menjadi bagian nahi munkar yakni menjauhi k

“Muhammadiyah perlu terlibat dalam mengawal pesta demokrasi dan semua pihak di persyarikatan harus mengawal agenda ini,” pungkasnya.

 

Editor Ismini/Nano

Related post