Uniknya SAS SMPM 2 Ponorogo, Semua Berbasis Potensi Siswa
Uniknya SAS SMPM 2 Ponorogo, Semua Berbasis Potensi Siswa
Liputan Anisa Tri Purwanti, Kontributor TMC Muhammadiyah Ponorogo
Sumatif Akhir Semester (SAS) Tahun Pelajaran 2023/2024 SMP Muhammadiyah (SMPM) 2 Ponorogo digelar mulai Senin, (04/11/23) sampai Sabtu, (09/12/23).
Kegiatan yang berlangsung satu pekan tersebut berbasis tulis dan praktik.
Kepala SMPM 2, Indah Sulistyowati SPd mengatakan SAS kali ini berbeda dengan sebelumnya karena guru membuat capaiannya berdasarkan kemampuan siswa.
“Ada guru yang menghendaki praktik, kita silakan, ada yang menghendaki tulis juga monggo dan khusus kelas IX kita buat ujian tulis dengan pemanfaatan media crhomebook,” ujarnya.
Semua guru, lanjutnya, membuat ujian SAS dengan cara – cara yang unik. Seperti ada yang membuat soal dengan penuh gambar-gambar, membagi soal menjadi dua kategori yakni reguler dan inklusi, ada pula yang langsung menggunakan praktik sesuai dengan kemampuan dan materi yang diajarkan.
“Namanya juga sekolah inklusi, jadi siswanya macam-macam, ujiannya pun harus dengan metode yang bervariasi,” imbuhnya.
Penuh Tantangan
Di samping itu, Guru Bahasa Indonesia SMPM 2, Ismini SPd saat ditemui, Selasa (05/11/23) lalu mengungkapkan ada tantangan tersendiri ketika mengajar di sekolah inklusi. Meski demikian, hal tersebut tidak menjadi kendala yang berarti untuk tetap memberikan yang terbaik kepada para siswa.
“Memang harus bepikir lebih keras karena bapak-ibu guru yang menggunakan ujian tulis tentunya harus membuat soal dengan kategori yang berbeda,” terangnya.
Menurutnya, guru-guru harus serba inovatif dalam menentukan ujian apa yang cocok untuk siswanya, karena kalau tidak siswa yang berkebutuhan khusus, seperti autis akan mudah boring dan malas dalam mengerjakan soal.
Hal senada disampaikan, Avita Diah Ayu Atalia, shadow teacher dari siswa kelas VII Dikma Nagara Garuda bahwa apa yang disajikan pada anak-anak difabel akan berpengaruh dengan moodnya saat mengerjakan.
“Seperti ketika melihat gambar berwarna dalam pelajaran matematika, anak-anak jauh lebih bisa mencerna daripada yang melulu teks,” tandasnya.
Editor Ismini/Nano