Perempuan Aisyiah harus Punya Sikap 5R
muhammadiyahponorogo.or.id – Liputan Dita Fitria Wati, Media Center Muhammadiyah Ponorogo
Pengukuhan dan pembinaan Pimpinan Cabang Aisyiah (PCA) dan Pimpinan Ranting Aisyiah (PRA) Jenangan Timur (Jentim), Ponorogo, Jawa Timur periode 2022-2027 digelar di Masjid Darul Arqom, Jenangan, Ponorogo, Sabtu (14/10/23).
Dihadiri 400 orang, kegiatan diawali dengan pengukuhan PCA dan PRA Jentim disusul pembinaan dari Ketua Pimpinan Daerah Aisyiah (PDA) Ponorogo, Hj Titi Listyorini SA.
Dalam paparannya, ia menyampaikan bagaimana Aisyiah harus menjadi pemimpin yang mengedepankan akhlak mulia seperti Nabi Muhammad SAW.
“Perempuan Aisyiah harus mampu meluruskan niatnya untuk beribadah dan menjaga amanah sebagai perempuan Islam berkemajuan agar dapat memberikan kebermanfaatan untuk umat,” ujarnya.
Menurutnya untuk mewujudkan hal tersebut, Aisyiah harus memiliki sikap 5R, yakni bener, pinter, kober, banter dan seger.
“Bener dalam melaksanakan program kerja, pinter dalam berilmu, kober dalam waktu atau meluangkan waktu untuk Aisyiah, banter ataupun lantang dalam menyuarakan dan seger dalam hal apapun,” terangnya.
Seorang pemimpin, lanjutnya, harus menjadi panutan di lingkungan sekitarnya sesuai karakter profetik Nabi, yaitu shidiq, amanah, tabligh, fathanah.
“Kepemimpinan Aisyiah baik pusat, ranting, majelis, lembaga, dan amal usaha jika dilaksanakan tanpa nilai amanah, maka hanya akan berjalan di tempat. Bahkan boleh jadi mengalami kemunduran,” tandasnya.
Perempuan yang kerap disapa Lis itu juga menegaskan bahwa spirit dari Aisyiah adalah pemimpin yang betul-betul berjiwa amanah dan menggerakkan karena itu adalah salah satu perwujudan mencerahkan peradaban bangsa.
Memiliki Pergerakan
Dibalik eksistensinya, Aisyiah memiliki 5 pergerakan yakni;
1. Islam Berkemajuan
Aisyiah bukanlah gerakan kemasyarakatan biasa, tetapi gerakan kemasyarakatan yang berkarakter Islam.
Islam sebagai landasan, fondasi, jiwa, pikiran, dan pusat orientasi gerakan Aisyiah.
2. Perempuan Berkemajuan
Derajat perempuan dan laki-laki harus sama dalam hal pendidikan maupun pekerjaan, semua sama di hadapan Allah SWT, yang membedakan hanyalah keimanan dan ketaqwaan.
Kaitannya dalam hal ini, Aisyiah memiliki tageline 3P (Pembebasan, Pemberdayaan, Pemajuan).
“Pembebasan dari maraknya kekerasan terhadap perempuan, kemudian pemberdayaan perempuan selanjutnya pemajuan lewat inovasi-inovasi gerakan,” imbuhnya.
3.Gerakan Praksis Amal Usaha Aisyiah
Sedikit atau bahkan satu-satunya dari organisasi kemasyarakatan perempuan yang memiliki pranata sosial praksis yang dikenal dengan nama amal usaha, diantaranya Lembaga pendidikan dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi, balai kesehatan, rumah sakit, panti asuhan, dan berbagai amal usaha lain milik Aisyiah tersebar di seluruh tanah air.
4. Gerakan Berbasis Komunitas Akar Rumput
Aisyiah sebagai gerakan dakwah kemasyarakatan memiliki keunggulan sekaligus ciri khas yakni berkiprah nyata di komunitas atau jamaah akar rumput.
Aisyiyah bergerak dalam kehidupan masyarakat setempat, baik di perkotaan, pedesaan, dan daerah-daerah terpencil, seperti Komunitas Ibu Sehat dan Komunitas Perawatan Jenazah.
5.Berwawasan Kebangsaan
Aisyiyah sebagaimana Muhammadiyah dengan tetap berpijak pada khittah dan Kepribadiannya harus terlibat dalam memberi pandangan tentang isu-isu kebhinekaan, toleransi, NKRI, dan hal-hal aktual lain dalam dinamika keindonesiaan mutakhir.
Editor Ismini