KUNCI KEMAJUAN Lembaga Pendidikan MUHAMMADIYAH
“Kunci kemajuan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah ada pada empat komponen, yaitu Kepala sekolah/Madrasah, guru dan komite sekolah/Madrasah, dan pimpinan persyarikatan”. Ujar Dosen Pembimbing Lapangan Unmuh Ponorogo, Dr Katni MPd I
Dr Katni berharap guru dapat meningkatkan kualitas dan profesionalismenya, sehingga dapat mengajar generasi bangsa dengan lebih baik lagi. Melalui apa, memperbaiki niat untuk memperjuangkan agama Allah, menjadikan generasi takwa kepada Allah. Sebab niat atau semangat yang sungguh-sungguh adalah (50)% keberhasilan dalam mengembangkan pendidikan Muhammadiyah.
Mengapa demikian, karena kekuatan niat dan semangat itu akan berdampak kesungguhan memberikan layanan terbaik bagi pendidikan siswa yang menjadi harapan wali siswa. “Masa depan lembaga pendidikan Muhammadiyah tergantung pada guru. Kalau mental guru semangat, ulet pantang menyerah, rela berkorban, maka pendidikan Muhammadiyah juga akan menjadi unggul dan berkemajuan,” ujarnya
Saat melakukan kunjungan kerja, di SMPM 5 Bungkal Ponorogo dan SMP Al Inabah Babadan, Selalu dosen Pendamping Lapangan Mahasiswa dalam Melaksanakan Program MBKM Asistensi Mengajar mahasiswa Prodi PAI dan PPKn Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Asistensi mengajar ini merupakan bagian dari kejasama Majelis Dikdasmen PDM Ponorogo, Foskam SMPM dengan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Kegiatan ini diselenggarakan dari bulan agustus hingga September 2023.
Dr Katni yang juga merupakan Wakil Sekretaris Majelis Dikdasmen Ponorogo menuturkan, berbagai kebijakan mutakhir baik yang dilakukan pemerintah maupun majelis Dikdasmen yang akan diterapkan terkait dengan guru. Salah satunya guru harus totalitas dan rela berjuang untuk memajukan siswa dengan berbagai upaya, menghargai dan menghormati berbagai potensi siswa yang beragam. Input yang berbeda dan permasalahan yang berbeda siswa tetap dengan semangat memanusiakan, semangat santun dan menolong hamba-hamba Allah untuk menjadi insan yang bertakwa, cerdas mandiri, bertanggung jawab, adil, juga berakhlak
Lebih lanjut Ia mengatakan, saat ini Majelis Dikdasmen PDM Ponorogo sedang mengkaji terkait pelajaran dan kompetensiISMUBA yang menjadikan lembaga pendidikan Muhammadiyah unggul.
Dr Katni juga mengimbau kepada guru untuk memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa dengan metode pembelajaran dan kreativitas dari guru sendiri, bukan bergantung pada LKS atau buku paket saja. Guru juga dapat menggunakan sumber apapun yang ada di sekitar lingkungan untuk mengajar dan menambah wawasan pengetahuan dalam meningkatkan mutu siswa.
“PR untuk siswa itu tujuannya untuk penguatan siswa dibidang penguasaan kognitif, pelatihan perasaan “olah rasa (afektif), dan pembiasaan praktek (psikomotorik), maka harus dari guru yang kreatif dan produktif, sedangkan kurikulum itu hanya alat. Kalau guru profesional dan kreatif, maka dapat menggunakan alat apapun untuk membuat cerdas setiap siswa. Cerdas itu mampu menyelesaikan masalah tertentu, yang mereka hadapi”.
Mengenai peran kepala sekolah, ia mengimbau agar kepala sekolah/Madrasah Muhammadiyah lebih kreatif, produktif, dan menambah wawasan kepemimpinan juga kerjasama dengan berbagai pihak untuk melakukan berbagai lompatan-lompatan yang berani untuk memajukan lembaga pendidikan Muhammadiyah. Apapun masalahnya, jika kepala sekolah memiliki niat, tekat, luwes dan luas serta berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memajukan lembaga, InsyaaAllah jalan terbuka lebar untuk memajukan lembaga pendidikan Muhammadiyah.
“Komite sekolah juga perlu diperluas keanggotaannya, dan boleh menghimpun dana dari masyarakat, misalnya dari para alumninya yang sudah berhasil,” atau warga dan persyarikatan dengan pengalangan ta’awun infak, zakat, shadaqah atau wakaf”. ungkapnya.
Ia berharap, dalam abad kedua Muhammadiyah, Lembaga pendidikan Muhammadiyah dapat semakin berkontribusi besar melahirkan generasi yang unggul, berakhlak mulia dan menjadi pelopor kebaikan dimanapun mereka berada.
Hal yang mendasar, hasil pencermatan bahwa pimpinan persarikatan dari tingkat Daerah, Cabang, Ranting sebagian masih kurang peduli terkait dengan pengembangan pendidikan Muhammadiyah. Hal yang harus dicermati bahwa, Bila Pimpinan Persyarikatan Menyekolahkan di luar lembaga pendidikan Muhammadiyah, maka ruh perjuangan persyarikatannya kurang, bahkan hilang, atau malah berubah ke organisasi lain, karena faktor lingkungan, ilmu dan pengalaman yang didapat dalam waktu yang lama dimana mereka belajar. Pimpinan persyarikatan penting menjadi teladan menyekolahkan anak-anaknya di lembaga pendidikan Muhammadiyah di lokal daerahnya, sehingga dapat keuntungan yaitu: 1) Dapat memajukan meningkatkan PMB di lembaga pendidikan Muhammadiyah; 2) Mengkader anak-anaknya menjadi kader Muhammadiyah; 3) Menjadi teladan untuk warga, simpatisan Muhammadiyah menyekolahkan anaknya dilembaga pendidikan Muhammadiyah.
Kesadaran ini harus terus digelorakan dan disosialisasikan kepada Pimpinan persyarikatan, ortom dan AUM, BUMM dan warga serta simpatisan Muhammadiyah. Kalau bukan kita, siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi.