Tiga Siswa MIM Prima Ngunut Jadi Petugas Acara di Pengajian Ahad Legi PCM Babadan
Burung Merak Langka, LSBO Muhammadiyah gelar Pelatihan Pengkaran Burung Merak
Tidak bisa dipungkiri bawa Ponorogo adalah sebagai Kota Reyog, dimana sebutan ini karena Ponorogo tempat kelahiran seni adi luhung. Seni Reyog Ponorogo tersebar tidak hanya di Ponorogo, akan tetapi ke berbagai daerah bahkan mancanegara. Banyaknya paguyuban Reyog tentu berdampak akan permintaan terhadap dhadak merak. Dhadak merak ini 80 % terbuat dari bulu merak, yang menyerupai kipas raksasa. Banyaknya permintaan bulu merak para pengrajin biasanya impor dari India atau Negara lainnya, karena ketersediaan dari dalam negeri cukup terbatas.
Suasana Pelatihan penuh dengan Keakraban
Untuk mendukung, pelestarian burung merak, maka Lembaga seni budaya dan Olahraga PDM Ponorogo mengelar Pelatihan Budidaya Penangkaran Burung Merak pada hari Ahad 9/1/2022 yang bertempat di Padepokan Batara Katong Singosaren Jenangan Ponorogo. Alip Sugianto, selaku tuan Rumah dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini sebagai upaya konservasi budidaya burung merak yang sangat bermanfaat untuk semua, alam dan kehidupan.
Sementara itu, Ustad Rido Kurnianto sebagai perwakilan team LSBO mengatakan kegiatan ini sangat menarik dan semoga ke depan bisa melahirkan sebuah karya yang monumental yang dilirik berbagai pihak. Jadi percontohan penangkaran burung merak. Sebagai tempat edukasi mulai lembaga TK sampai perguruan tinggi. “Ibarat air unsur yang menyatukan dalam kehidupan, saling sinergi dan integrasi bahkan, Luar daerah yg ingin gabung pada acara ini merupakan sisi positif dari berbagai pihak yang perlu diteruskan.”
Foto : Bapak Edi Kurniawan, M.T sedang menyampaikan paparan
Dalam kegiatan LSBO, sebelum disisi dengan materi inti juga diisi dengan Kultum yang dibawakan oleh Ustad Budi Al Qolam. Ustad Budi mengkaji tentang hasil Keputusan Muktamar Muhammadiyah di Aceh beberapa tahun yang lalu tentang keputusan mengenai LSBO yang bergerak di bidang seni budaya dan olahraga. “Seni menurut keputusan Muktamar hukumnya mubah. Tidak menimbulkan bahaya, durhaka, tidak menjauhkan ibadah kita kepada Allah, ibarat pisau. Pisau itu menjadi bermanfaat jika untuk merajang sayur untuk keperluan memasak, pisau bisa dilarang jika untuk merajang manusia” itulah seni. Yang disambut gelak tawa seluruh hadirin. Semoga tujuan LSBO tidak mbleset dari Muhammadiyah, kita jaga rawat dan kembangkan sesuai dengan Khittah Perjuangan Muhammadiyah.
Pada Acara inti Pelatihan Penangkaran burung merak,pleh Edi Kurniawan, M.T dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kelestarian burung merak ini. Beliau di rumahnya di Jalan Gunung Sari, Dusun Gentan, Ngrupit Jenangan Ponorogo telah berhasil menangkarkan burung merak berbagai jenis mulai Merak Jawa (Hijau), Merak Biru, Merak Unggu, dan Merak Putih.
Penangkaran burung merak ini membutuhkan ketelatenan, tidak terlalu susah seperti beternak Ayam, karena merak meski namanya burung tetapi bagian dari ungas seperti Ayam. Bertelur tidak di atas pohon seperti burung, tetapi di bawah. Jadi ini sejenis unggas. Dalam budidaya burung merak kita juga melatih kesabaran dan sebagai sarana hiburan yang menghasilkan. “Rasanya kalua bertelur itu ada kesenangan, kemudian menetas ada kebahagiaan, dan terus berkembang” harga anaknya burung merak rata-rata 2,5 sampai 3 juta. Jika merak bisa bertelur sampai 20 lebih dan menetas, berapa banyak keuntungan itu… tentu banyak.” Ujarnya sambil memotivasi peserta
Pak Edi, panggilan akrab beliau juga menyampaikan trik dan tips budidaya burung merak mulai dari ukuran kandang, makanan burung merak hingga obat obatan jika merak sedang sakit. “kita harus jeli memahami kharakter burung merak, mulai burung sedang bahagia, birahi dan sedang sakit, sehingga mengetahui cara untuk merawatnya, bisa berkomunikasi dengan burung sperti apa dan bagaimana, istilah orang Jawa Sinung”
Kini usahanya dalam melestarikan burung merak memperoleh sambutan hangat dari berbagai pihak mulai BKSDA, Pemerintah dan bahka dari mancanegara yang ingin belajar melestarian burung merak khususnya merak Jawa atau merak hijau. Tidak heran jika kini rumah pak edi ini menjadi salah satu jujugan dari berbagai pihak mulai anak-anak hingga orang tua, dan kini mulai merambah sebagai wisata agro./ Dr. Alip Sugianto, M.Hum