Berita

38 Pelajar Muhammadiyah Ikuti Pelatihan Hizbul Wathan Tingkat Pengenal

Liputan oleh Silvia Nuer Febrianti, Kontributor Media Center Muhammadiyah Ponorogo

Teriakan semangat dan derap langkah penuh antusias terdengar menggema di halaman SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo (Muhipo), Kamis (19/6/25).

Hari itu, 38 pelajar dari enam SMP/MTs Muhammadiyah se-Ponorogo berkumpul dalam balutan seragam cokelat muda khas kepanduan Hizbul Wathan (HW). Mereka bukan sekadar hadir, tapi siap ditempa dalam Pelatihan Hizbul Wathan Tingkat Pengenal yang digelar Dewan Kerabat Thariq bin Ziyad.

Suasana pagi itu terasa berbeda. Bukan hanya karena cuaca cerah yang bersahabat, tapi juga karena semangat belajar yang terpancar dari wajah-wajah muda calon kader HW ini. Mereka datang dengan satu tujuan belajar dan bertumbuh dalam jiwa kepanduan yang berakar pada nilai-nilai luhur Muhammadiyah.

Pelatihan ini bukan sekadar ajang kumpul bareng. Selama sehari penuh, para peserta digembleng dengan materi-materi yang menantang namun sarat makna. Mulai dari Pertolongan Pertama Hizbul Wathan (P2HW) yang mengajarkan teknik tanggap darurat, hingga Teknik Hidup di Alam Bebas, yang melatih peserta untuk mandiri di tengah tantangan alam.

“Seru banget waktu belajar pionering, kami disuruh bikin rak gantung dari tongkat dan tali. Awalnya bingung, tapi ternyata asyik,” cerita Rifqi, salah satu peserta dari MTs Muhammadiyah Jetis, sambil menunjukkan hasil karyanya dengan bangga.

Selain praktik, pelatihan juga menyuguhkan pemahaman mendalam tentang identitas dan nilai-nilai Hizbul Wathan dalam sesi Ke-HW-an. Di sini, peserta diajak mengenal akar sejarah HW, semangat kebangsaan, serta prinsip tanggung jawab dan pengabdian.

Kepala SMA Muhipo menegaskan pentingnya pelatihan ini sebagai wadah pembentukan karakter.

“Di era serba digital seperti sekarang, anak-anak butuh ruang untuk melatih disiplin dan tanggung jawab secara nyata. HW memberikan itu,” ujarnya.

Dokumentasi Peserta Pelatihan Hisbul Wathan Tingkat Pengenal SMA Muhipo, Kamis (19/6/25).

Menariknya, pelatihan ini tak hanya sarat edukasi, tapi juga menjadi ajang silaturahmi dan berbagi inspirasi antar pelajar Muhammadiyah lintas sekolah. Semangat gotong royong dan kerja sama begitu terasa dalam setiap sesi. Tak ada persaingan, yang ada hanya semangat untuk tumbuh bersama sebagai kader-kader muda yang siap mengabdi.

Menjelang penutupan, para peserta diminta menyusun target pribadi mereka dalam dunia kepanduan. Ada yang ingin menjadi pemimpin regu, ada pula yang bercita-cita membawa HW di sekolahnya lebih aktif lagi. Harapan itu seperti bara yang menyala, menjadi bekal melangkah ke jenjang kepanduan berikutnya.

Dengan penuh semangat dan wajah lelah bercampur bangga, para peserta menuntaskan pelatihan hari itu. Mereka pulang bukan hanya membawa piagam, tapi juga nilai-nilai kemandirian, kepemimpinan, dan cinta akan gerakan kepanduan Hizbul Wathan.

Dan dari halaman SMA Muhipo, semangat itu pun tersebar. Membawa pesan bahwa kader HW masa depan sedang dipersiapkan—tangguh, berakhlak, dan siap mengabdi untuk umat dan bangsa.

Related Articles

Back to top button