Melawan Egosentris di Momentum Idul Adha
Hikmah dari Idul Adha jika kita Mencerna dengan kejernihan hati , bisa kita ambil esensinya dengan melihat semangat pengorbanan Ismail kepada ayahandanya Ibrahim pada saat itu,terdapat nilai nilai fundamen seorang muslim yaitu ketaatan, ketulusan, dan kepasrahan.
Esensi terpenting dari Idul Adha adalah nilai pengorbanan, bukan saja hanya sekedar pengorbanan yang bersifat simbolik , Tentu saja tidak cukup untuk melambangkan penyembelihan hewan kurban dan membagikan daging kepada orang miskin dan kepada orang yang membutuhkan itu bisa di artikan pengorbanan.
Dalam arti luas, pengorbanan adalah kesediaan untuk mengerem niat syahwat dan nafsu dalam diri dan menghilangkan keinginan keinginan yang tidak baik. Dengan kata lain, Idul adha tahun ini harus ditafsirkan sebagai kesediaan untuk mengorbankan semua ego demi kepedulian yang lebih besar. Pengorbanan ini juga lah yang harus dimaknai sebagai momentum untuk membunuh sifat hewani dalam diri kita masing masing.
Makna ini sangat relevan dengan situasi kehidupan saat ini. Egosentrisitas pribadi atau kolektif sekarang tampaknya lebih menonjol di hampir setiap kehidupan. Motivasi untuk berkuasaan dan mengumpulkan kekayaan, yang telah melupakan makna pengorbanan. untuk mencapai keinginan mereka dan memenuhi ego hewani.
Ini juga berlaku untuk fenomena. Kombinasi antara hedonisme dan materialism yang telah menjadikan egosentrisme sebagai permasalahan baru yang sulit di selesaikan.
Dari penjelasan di atas, tampak bahwa sebagian besar masalah yang terkait dengan pengorbanan telah digantikan oleh semangat fenomena Egosentris ini yaitu mementingkan urusan pribadi ketimbang urusan kemaslahatan antar umat. Banyak masalah saat ini antusiasme ketika Idul Adha dapat di pandang berkorban untuk orang lain dan kurangnya niatan untuk berkorban untuk diri sendiri dengan menyembelih Nilai Egosentris dalam diri.
Sudah saatnya bagi kita untuk berubah jika kita tidak ingin kehidupan kita terus berendam di rawa egosentris dangkal yang telah terbukti telah menciptakan penyakit sosial seperti kemiskinan, ketidaktahuan, keterbelakangan dan penindasan yang di sebabkan oleh nilai nilai egosentris tadi.
Momentum Idul Adha sangat pas dan layak untuk diingatkan. Seiring berbagai peristiwa dan fenomena yang mengalihkan individu dari koneksi sosial mereka, Idul Adha datang dengan semangat menghubungkan kembali ikatan yang telah memudar ini.
Sekali lagi, Idul Adha mengingatkan kita bahwa kita perlu menghilangkan sifat-sifat hewan yang masih tersisa dan memaksimalkannya untuk disembelih. Tentu, itu tidak mudah, tetapi mungkin selama semangat pengorbanan diri terus tetap ada maka BERQURBANLAH.
Selamat Idul Adha 1441 H
Febry Sandy Sultana
(Ketua Umum PC IMM Ponorogo 2019-2020)